Demokrat Sulsel Kisruh, AHY Diboikot di Makassar, IAS Aliyah Disorot

| 23 May 2022 13:02
Demokrat Sulsel Kisruh, AHY Diboikot di Makassar, IAS Aliyah Disorot
Aliyah Mustika Ilham dan Ilham Arif Sirajuddin (Dok. Aliyah)

ERA.id - Konflik DPD Demokrat Sulawesi Selatan memanas sampai ke DPP. Kubu Ilham Arif Sirajuddin (IAS) protes menolak kepemimpinan Ni'matullah hingga memboikot Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) datang ke Kota Makassar.

Hingga saat ini, saat polemik memanas, IAS terkesan 'main aman' di atas dinamika partainya. Sebab itu, banyak yang menyayangkan sikap IAS, salah satunya orang dekat Ni'matullah yang dihubungi ERA. Ia berharap, IAS dan istrinya Aliyah Mustika menengahi masalah ini.

Sebab bagaimana pun, DPC Demokrat Maros, Sulsel, yang ingin menutup pintu bandara Sultan Hasanuddin untuk AHY, adalah adalah simpatisan IAS. Sementara Aliyah masih menjadi legislator DPR RI dengan membawa bendera Demokrat.

Tak pelak, isu merebak kalau aksi boikot AHY diinisiasi oleh IAS sendiri. Menanggapi itu, Pakar Politik Muh Asratillah menegaskan jika target isu boikot adalah mendelegitimasi kepempimpinan Ni'matullah yang dianggap 'lemah'.

"Dengan kata lain isu boikot ini target utamanya adalah mendelegitimasi kepemimpinan Ni'matullah dan ingin mengesankan bahwa kepemimpinan Ni'matullah lemah dan tidak mampu mensolidkan Demokrat Sulsel," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Profetik Institute kepada ERA, Senin (23/5/2022).

Asratillah juga beranggapan, diamnya IAS terkait isu boikot seakan-akan memberi pesan politik ke publik, bahwa ia memiliki pengaruh dan kekuatan politik terutama dalam internal Demokrat. Saking berpengaruhnya, hal ini dimanfaatkan dengan membangun kesan kalau IAS layak maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) pada Pilgub Sulsel 2024.

Asratillah pun ingin agar gerbong IAS tidak lagi menciptakan riak-riak di internal Demokrat Sulsel pasca penetapan Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulawesi Selatan, sebab momen suksesi telah usai.

Selain gerbong IAS, pukulan telak juga harus diberikan kepada pengurus-pengurus DPD yang mendukung IAS, karena mereka seharusnya dewasa dalam menyikapi dinamika pasca Ni'matullah direstui DPP untuk menjadi Ketua Demokrat Sulsel.

"Pengurus-pengurus DPD yang dulu mendukung IAS mesti secara gentlement mengakui bahwa Ni'matullah bukan lagi milik gerbong tertentu di Demokrat Sulsel, tapi milik semua kader Demokrat Sulsel," jelas Asratillah.

Maka dari itu, ia pun menyarankan kepada kepimpinan Ni'matullah agar segera mungkin melakukan konsolidasi politik dan membuka komunikasi ke pihak-pihak yang belum bisa mengakui secara penuh kepimpinan Ni'matullah.

"Kalaupun sudah tidak bisa lagi diajak berkomunikasi, maka tidak salah Demokrat Sulsel melakukan pendisiplinan sesuai dengan aturan main Partai Demokrat," tandasnya.

Rekomendasi