Jateng Dapat 1.500 Vaksin PMK, Dinas Peternakan: Belum Cukup tapi Harus Jalan

| 22 Jun 2022 16:41
Jateng Dapat 1.500 Vaksin PMK, Dinas Peternakan: Belum Cukup tapi Harus Jalan
ILustrasi peternakan (Wawan H/ ERA)

ERA.id - Provinsi Jawa Tengah mendapatkan 1.500 dosis vaksin penangkal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Vaksinasi dijadwalkan mulai pada Kamis (23/6) dan diprioritaskan bagi ternak sehat di pusat pembibitan dan sapi perah. 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng Agus Wariyanto mengatakan, 1.500 vaksin itu kini disimpan di fasilitas cold storage dengan kapasitas 200 ribu-500 ribu dosis. Setelah dialokasikan, kemudian didistribusikan ke kabupaten/kota.

"1.500 unit itu kan terbatas. Ada perintah dari pusat (Kementan) yang terpenting dari tempat balai pembibitan dan sapi perah. (Jumlah) itu tentu belum cukup, namun harus segera diaplikasikan, sambil jalan. Ini baru kita alokasikan, paling tidak besok kabupaten terpilih kita suruh ambil, karena tidak semuanya," ujar Agus, dikutip Rabu (22/6/2022).

Agus menjelaskan, vaksinasi yang dilakukan ini merupakan tahap vaksin darurat. Nantinya, pada akhir Agustus, vaksinasi massal akan digenjot.

"Kamis (23/6) paling lambat, mungkin bisa lebih cepat kita wanti-wanti segera-segera, karena ini kan untuk pencegahan," katanya.

Ia mengatakan, pemilihan target vaksinasi tersebut sudah melalui kajian. Sapi perah menjadi prioritas karena PMK sangat berpengaruh pada produksi susu. Sementara, untuk sapi potong, sapi lokal, atau peranakan ongole (PO), juga kerbau, cenderung lebih kuat.

Vaksinasi PMK juga diprioritaskan bagi daerah yang mempunyai populasi sapi perah tinggi. Total jumlah populasi sapi perah di Jateng mencapai 141.395 ekor. Daerah dengan populasi sapi perah tinggi di antaranya, Boyolali, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Klaten.

Sedangkan untuk hewan yang terlanjur sakit, Agus menyebut, harus disehatkan terlebih dahulu. Adapun program vaksinasi massal akan dimulai pada akhir Agustus tahun ini.

"Nanti akan ada petugas khususnya, di kabupaten juga disiapkan. Kita ada tim supervisi untuk memperkuat. Kita hitung, kabupaten siap atau tidak. (Vaksinasi PMK) harus terprogram dan jangan menumpuk serta harus segera, sambil menunggu (vaksin) dari pusat," jelasnya.

Hingga Senin (20/6), data Disnakkeswan Jateng mencatat ternak yang terduga mengalami gejala PMK sejumlah 23.487 ekor. Sebanyak 300 ternak di antaranya dinyatakan positif PMK melalui uji medis.

Dari jumlah ternak terduga PMK, sebanyak 20.254 ekor mendapatkan pengobatan. Dari prosedur itu, 4.949 ekor dinyatakan membaik, sisa kasus 18.163, ternak dipotong 259 ekor, dan mati 116 ekor.

Adapun total populasi ternak berisiko PMK mencapai 8.286.534 ekor. Itu terdiri dari sapi 2.016.564 ekor, kerbau 58.190 ekor, kambing 3.790.059 ekor, domba 2.333.425, dan babi 88.296 ekor.

Agus menyatakan, Pemprov Jateng gencar melakukan penyehatan bagi ternak terinfeksi virus PMK. Di antaranya dengan penyuntikan vitamin, anti biotik, anti histamin, analgesik, dan pengobatan pada luka nampak. Selain itu, layanan pengobatan juga dilakukan di 16 Balai Veteriner di Jateng.

"Pak Gubernur juga melakukan gerakan Jaga Ternak dan Bolo Ternak. Kedua gerakan itu seperti Jogo Tonggo saat Covid-19 dulu. Pemerintah harus hadir, juga dengan semua pihak yang mempunyai perhatian baik komunitas hingga perguruan tinggi," pungkas Agus.

Rekomendasi