ERA.id - Film Thaghut kembali menuai kontroversi, padahal dalam hitungan hari akan resmi tayang di bioskop, tepatnya pada 29 Agustus. Kali ini, film Thaghut mendapat somasi dari sekelompok orang yang mengaku sebagai praktisi pengobatan alternatif atau dukun.
Mereka yang mengklaim sebagai ‘dukun putih’ tidak terima dengan konten film Thaghut yang dianggap menyinggung profesi dukun.
Mereka menilai sinopsis dan beberapa materi promosi film tersebut memberikan pandangan negatif dan kerugian terhadap para dukun di Indonesia.
Menurut mereka profesi dukun terbagi dalam beberapa kategori, tidak semuanya untuk kepentingan yang buruk dan jahat. Mereka hang mengaku sebagai ‘dukun putih’ dirugikan dengan pernyataan semua dukun sesat pada promosi film Thaghut yang dirilis Leo Pictures.
Dengan itu, sekelompok orang ‘dukun putih’ ini pun melayangkan somasi terhadap film Thaghut dan Leo Pictures, diwakili oleh Dwi Lestari. Mereka menuntut klarifikasi terkait pernyataan-pernyataan yang menyinggung profesi mereka di video promosi film Thaghut.
“Tindakan mengeneralisasi tersebut menjadikan profesi ini seolah-olah semuanya adalah tindakan yang salah dan sifatnya keji. Hal ini tentu sangat merugikan secara materil dan imateril bagi pihak-pihak yang disebut sebagai ‘dukun putih’ yang melakukan pekerjaannya secara logis dan tidak melakukan kegiatan atau upacara mistis,” pernyataan Dwi Lestari mewakili rekannya yang berprofesi ‘dukun putih’.
Ini bukan pertama kalinya film Thaghut menuai kontroversi. Sebelumnya film ini dikritik keras karena memakai judul Kiblat, hingga akhirnya diganti menjadi Thaghut.
Pemakaian kata Kiblat sebagai judul dan posternya filmnya dinilai mempermainkan gerakan ibadah.
Kontroversi saat ini kian besar usai Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut mengomentari poster film yang menampilkan potret tokoh melakukan gerakan rukuk secara terbalik.