Review Legenda Kelam Malin Kundang: Cerita Rakyat yang Dikemas Lebih Berani

| 01 Dec 2025 22:00
Review Legenda Kelam Malin Kundang: Cerita Rakyat yang Dikemas Lebih Berani
Review film Legenda Kelam Malin Kundang (Dok. Imdb)

ERA.id - Film Legenda Kelam Malin Kundang mengangkat genre drama misteri dengan sentuhan thriller psikologis. Kisah ini menghadirkan tragedi keluarga, konflik batin, dan ketegangan emosional yang dikemas dalam suasana modern yang kelam.

Meskipun bersumber dari cerita rakyat yang telah dikenal luas, film ini menawarkan pendekatan baru yang tidak hanya berfokus pada legenda kutukan, tetapi juga menggali sisi-sisi tersembunyi yang selama ini tidak pernah diceritakan.

Film ini menghadirkan adegan dramatis yang cukup intens. Beberapa momen adegan seks digunakan sebagai bagian dari narasi untuk memperkuat konflik, bukan sekadar pemanis visual. Elemen ini membuat alur cerita bergerak ke arah tak terduga dan berada di luar ekspektasi penonton.

Nuansa musik yang dihadirkan memiliki karakter gelap dan menegangkan. Pencahayaan film (lighting) serta pengambilan gambar di film ini juga sangat mendukung suasana misterinya. Pencahayaan yang sengaja dibuat redup membuat beberapa adegan terasa lebih intens.

Legenda Kelam Malin Kundang (Dok. IMDB)
Legenda Kelam Malin Kundang (Dok. IMDB)

Rio Dewanto, yang memerankan sosok Alif, tampil sangat kuat dan berbeda. Ekspresi dan aktingnya menghadirkan dua sisi berbeda sekaligus yakni seorang anak yang terlihat tenang dari luar, tetapi menyimpan gejolak batin yang kompleks. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dan memberi warna unik pada film adaptasi legenda ini.

Pada awal cerita ia mengalami hilang ingatan, namun seiring berjalannya waktu, semua rahasia pun terbongkar. Karakter Alif menunjukkan perubahan yang tidak terduga. Transisinya dari satu emosi ke emosi lainnya digambarkan dengan sangat halus.

Di sisi lain, Faradina Mufti, yang memerankan sosok Nadine, istri sekaligus ibu, tampil tidak kalah mengesankan. Aktingnya menjadi kunci emosional film ini. 

Faradina mampu menghadirkan sosok ibu yang terlihat lembut, namun menyimpan luka lama yang membentuk sikapnya selama ini. Ekspresinya berubah sangat natural, dari sedih, marah, kecewa, hingga pasrah, dan perubahan itu begitu mulus sehingga penonton dapat merasakan beban batin yang ia pikul.

Perannya juga memberi nuansa abu-abu pada cerita, karena perannya memiliki letak emosional yang membuat perjalanan Alif terasa lebih nyata.

Pesan moral maupun sosial dalam film ini cukup menonjol. Selain mengangkat tema durhaka dan hubungan anak-orang tua, film ini memperlihatkan bagaimana trauma, kesalahpahaman, dan tekanan lingkungan dapat membentuk keputusan-keputusan kelam yang memengaruhi hidup seseorang.

Film Legenda Kelam Malin Kundang sudah bisa ditonton di seluruh bioskop Indonesia mulai 27 November 20205.

Rekomendasi