ERA.id - Di era globalisasi dan perkembangan zaman seperti sekarang ini, banyak sekali fashion lokal yang terabaikan, salah satunya batik. Tak sedikit, anak muda di Indonesia lebih menyukai fashion yang dipengaruhi oleh trend luar negeri.
Hal ini membuat brand lokal menjadi kalah bersaing di dalam pasar fashion. Sehingga, tak banyak brand lokal menyentuh unsur kebudayaan Indonesia. Seharusnya, warga Indonesia terutama kalangan anak muda mengakui dan lebih mencintai batik.
Ahmad Sartono, Ketua Komunitas Sahabat Budaya Indonesia dan Adi Perdana, General Manager Luminor Hotel membeberkan cara sederhana supaya anak muda lebih mencintai batik.
Ahmad Sartono mengatakan bahwa kesadaran anak muda mencintai batik bisa dimulai dari orangtua dan lingkungan sekitar. Selain itu, pengadaan workshop dan talkshow batik juga bisa menumbuhkan rasa cinta batik terhadap anak-anak muda di Indonesia.
"Mungkin bisa terelisasi dari orangtua dan masyarakat setempat. Lihat pariwisata, suatu hotel membuat ide seperti ini. Atau seperti saya penggiat budaya terjun langsung. Jadi kerjasama semua ya," ungkap Ahmad Sartono, saat ditemui di Luminor Hotel Pecenongan, Jl Pecenongan, Gambir, Jakarta Pusat pada Jumat (6/10/2022).
Sementara itu, Adi Perdana mengatakan bahwa peran media sosial sangat penting untuk menyuarakan cinta batik. Apalagi, anak muda sangat gencar dengan media sosial.
"Sekarang kan zaman media sosial ya. Nanti, setelah acara ini akan kita posting juga disosial media," paparnya.
Adi Perdana berharap agar desainer bisa membuat motif-motif batik yang terkini sesuai dengan tren anak muda. Hal ini supaya anak-anak muda lebih cinta dengan batik.
"Bagi kalangan anak muda melihat budaya batik tidak hanya kain tradisional. Dengan adanya desainer bisa menggunakan batik sebagai kreasi mereka. Tidak hanya (dilestarikan) kalangan tua saja, tapi anak muda bisa diharapkan melestarikan batik," tuturnya.
"Pemerintah juga bisa menggaet desainer-desainer muda. Bukan (hanya dipakai) acara resmi, tetapi bisa acara-acara lainnya," lanjutnya.