ERA.id - Perancang busana Lebanon Elie Saab kembali ke catwalk Paris (Paris Fashion Week) setelah hampir dua tahun, babak baru dalam pada periode sulit yang ditandai dengan ledakan pelabuhan Beirut dan COVID-19, dengan koleksi penampilan karpet merah yang semarak dan berani.
Saab merasakan kebutuhan untuk pelepasan, katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara sebelum pertunjukan.
"Saya merasa klien saya mencari pelepasan, mereka menginginkan hal-hal yang mencolok, dengan warna, hal-hal yang hidup - saya melihat bahwa periode ini telah mempengaruhi banyak orang," katanya.
Dengan memasukkan pengaruh warna dan peradaban kawasan Mediterania, sang desainer memasukkan warna-warna cerah ke dalam koleksinya.
Elie Saab Bawa Peradaban Mediterania Tampil Semarak di Paris Fashion Week (Instagram/@earthward092)
Model-model mengitari ruangan dengan gaun pesta tulle dan jubah yang dilapisi bunga bugenvil cerah, kontras dalam tekstur dan warna dengan gaun bernada biru mengilap yang dilapisi bordir.
Dilansir Antara, Kamis (27/1/2022), peragaan busana Saab sebelumnya di Paris berlangsung pada Februari 2020, persis sebelum wabah virus corona merebak di dunia, menghambat perjalanan dan membuat negara-negara memberlakukan pembatasan.
Pernikahan dan acara penghargaan, acara-acara penting yang membuat klien berdatangan ke Saab, dibatalkan selama berbulan-bulan.
Lalu, pada Agustus, Beirut dikejutkan dengan ledakan yang membunuh lebih dari 200 orang, melukai ribuan orang. Kantor label Saab dan rumahnya ikut terdampak dengan kerusakan yang terjadi.
"Puji Tuhan, tidak ada yang meninggal, kami diberkahi," kata Saab, mengatakan mereka bisa kembali ke kantor dalam beberapa pekan setelah ledakan.
Namun pekerjaan berlanjut di rumah.
"Masih ada rumahku, yang juga ikut hancur, kami masih bisa menyelesaikan pekerjaan," kata perancang yang mendirikan label sendiri pada 1982, di tengah perang sipil yang terjadi pada 1975-1990.
"Kami, orang Lebanon, ketika melewati masa-masa sulit - setiap kali kami mengalaminya, kami mengubah tantangan menjadi sesuatu yang lebih baik. Tidak ada negara lain yang memiliki begitu banyak masalah," katanya.