ERA.id - Cara mengetahui kehamilan dengan memegang perut bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Dengan teknik ini, perempuan bisa diketahui apakah sedang hamil atau tidak dengan meraba perutnya. Secara umum, perut tampak lebih menonjol jika sedang hamil.
Namun, belum ada penelitian lebih lanjut terkait metode ini. Cara pengecekan dengan memegang perut tidak bisa memberikan hasil yang spesifik dan jelas. Oleh sebab itu, sebaiknya pengecekan kehamilan dilakukan dengan metode yang lain.
Cara Mengetahui Usia Kehamilan dengan Memegang Perut
Perabaan perut terkait kehamilan bisa dilakukan untuk menghitung usia kehamilan, salah satunya adalah teknik pengukuran tinggi fundus uteri (TFU). Dikutip Era dari KlikDokter, metode TFU dilakukan berdasarkan puncak rahim atau fundus uteri. Dalam praktiknya, dokter atau bidan melakukan pengukuran terhadap puncak rahim yang menonjol pada dinding perut dari tulang kemaluan.
Jarak antara tonjolan pada dinding perut dengan tulang kemaluan menjadi tanda yang menunjukkan usia kehamilan. Jika jarak antara keduanya sekitar 28 cm, usia kehamilan kurang lebih 28 minggu. Maksimal fundus uteri adalah 36 minggu sehingga batas ini tidak bertambah hingga usia kehamilan 40 minggu.
The Open University dalam jurnal Antenatal Care Module menjelaskan bahwa perempuan (ibu hamil) bisa melakukan tes kehamilan menggunakan jari, yaitu mengukur tinggi fundus. Jika bagian atas rahim di bawah pusar, hitunglah jaraknya menggunakan ukuran berapa jari di bawah pusar. Jika bagian atas rahim di atas pusar, hitung jaraknya dengan ukuran jumlah jari di atas pusar.
Dokter atau bidan juga bisa memperkirakan usia kehamilan berdasarkan tinggi rahim. Dalam praktiknya, dokter atau bidan meletakkan satu tangan pada mulut rahim dan tangan lain diletakkan di perut untuk meraba rahim. Teknik ini bisa dilakukan pada ibu hamil dengan usia kehamilan mulai 12 minggu.
Cara Mengetahui Kelamilan dan Usia Kehamilan
Tes kehamilan akurat sebaiknya dipilih untuk mengetahui apakah seorang perempuan hamil atau tidak. Selain itu, tes akurat juga bisa dilakukan untuk menghitung usia kehamilannya. Berikut ini beberapa tes kehamilan yang bisa dilakukan.
1. Test Pack
Ini adalah metode yang paling umum dilakukan untuk memastikan apakah seorang perempuan sedang hamil atau tidak. Cara dan akses untuk mendapatkan alatnya terbilang mudah sehingga bisa dijadikan metode untuk mengetahui hasil sementara.
Jika setelah melakukan tes dengan test pack muncul dua garis (artinya positif hamil), sang ibu hamil tetap perlu melakukan pengecekan secara pasti dengan berkonsultasi pada dokter spesialis kandungan.
Terkadang, hasil test pack positif, tetapi pengecekan di dokter menyatakan bahwa perempuan tersebut tidak hamil. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti kehamilan ektopik atau terjadi pada luar rahim, keguguran karena lambatnya penurunan kadar hormon hCG, infeksi saluran kemih, kista ovarium, dan pengaruh obat tertentu.
2. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Metode ini bisa dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL). Contoh penerapan metode ini adalah haid terakhir seorang perempuan terjadi pada Januari 2021, kemudian pada Maret 2021 perempuan tersebut dinyatakan hamil oleh dokter. Dengan demikian, usia kehamilannya dihitung dari Januari 2021, yaitu 8 minggu.
Metode ini memiliki kelemahan, yaitu sang ibu hamil harus mengingat tanggal periode haid, selain itu siklus menstruasi harus teratur. Secara umum, haid terjadi pada 21—35 hari.
3. Ultrasonografi (USG)
Pada masa awal kehamilan, USG bisa menunjukkan kehamilan melalui kantong janin yang telah terbentuk. Pemeriksaan USG juga bisa dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan.
Cara kerja USG adalah mendeteksi gelombang suara yang diproses menjadi sebuah gambar. Secara umum, ibu hamil bisa melakukan pemeriksaan USG pada usia kehamilan mulai 4—6 minggu atau saat kantong janin sudah terbentuk.
Terkait penghitungan usia kehamilan, USG bisa mengukur panjang badan janin dari kepala hingga bokong pada trimester pertama serta diameter kepala bayi pada trimester kedua dan ketiga. Jadi, karena cara mengetahui kehamilan dengan memegang perut kurang akurat, sebaiknya pengecekan dengan metode yang lebih akurat dilakukan.