Perkawinan Sedarah: Dari Alasan hingga Akibat yang Ditimbulkan, Salah Satunya Cacat Fisik

| 18 Oct 2022 21:09
Perkawinan Sedarah: Dari Alasan hingga Akibat yang Ditimbulkan, Salah Satunya Cacat Fisik
Ilustrasi cincin kawin (Unsplash)

ERA.id - Praktik perkawinan sedarah kadang masih banyak dilakukan di Indonesia. Namun, terdapat beberapa akibat perkawinan sedarah yang dapat ditimbulkannya pada manusia.

Apa itu perkawinan sedarah?

Perkawinan sedarah adalah perkawinan organisme yang terkait erat oleh nenek moyang. Praktik tersebut bertentangan dengan tujuan biologis kawin, yang merupakan pengocokan DNA.

Perkawinan sedarah menumpuk kemungkinan akan yang dilahirkan memiliki kondisi cacat genetik (Unsplash)

Dilansir dari bbcearth, DNA manusia dibundel menjadi 23 pasang kromosom yang di dalam setiap kromosom ada ratusan ribu gen dan terlebih lagi, setiap gen memiliki dua salinan yang dikenal sebagai alel.

Gen menentukan berbagai aspek penampilan Anda, seperti warna rambut dan mata, serta faktor biologis seperti golongan darah Anda. Gen tersebut terbagi dalam dua kategori, dominan dan resesif.

Kemudian apabila salah satu gen dalam pasangan itu dominan, maka hasilnya adalah Anda mendapatkan sifat dari gen dominan. Namun, untuk sifat-sifat yang berasal dari gen resesif, Anda membutuhkan kedua gen tersebut untuk menjadi resesif.

Misalnya, gen untuk mata coklat dominan sehingga hanya memiliki salah satu dari gen ini dalam pasangan akan membuat mata Anda menjadi coklat. Namun, gen untuk mata biru bersifat resesif sehingga Anda memerlukan keduanya untuk mendapatkan mata biru.

Akibat Perkawinan Sedarah dan Berbagai Penyakit yang Ditimbulkan

Terkait dengan akibat perkawinan sedarah yang penting dicatat adalah soal cacat bawaan tertentu dan penyakit genetik. Sebagai contoh adalah cystic fibrosis yang dibawa oleh alel resesif.

Perkawinan sedarah menumpuk kemungkinan akan yang dilahirkan memiliki kondisi cacat genetik. Hal tersebut dikarenakan pasangan kawin kerabat darah memiliki DNA yang serupa, sehingga perubahan mereka yang membawa gen resesif yang sama sangat meningkat.

Menurut sebuah penelitian tahun 2011, tingkat kematian menjelang kelahiran dan kematian anak juga meningkat, jika anak tersebut berasal dari perkawinan sepupu pertama (hampir terjadi dua kali lipat di beberapa negara).

Mengapa Perkawinan Sedarah Menjadi Tradisi?

Secara historis, perkawinan sedarah tidak hanya menjaga sifat-sifat dalam garis keturunan, tetapi juga mempertahankan kekuasaan. Dalam sistem pemerintahan turun-temurun, seperti firaun Mesir Kuno, perkawinan sedarah mencegah keluarga lain menikah dan mengantri untuk naik takhta.

Sebuah studi tahun 2015 memeriksa 259 mumi Mesir dewasa dan menemukan bahwa mumi kerajaan memiliki tinggi yang lebih dari populasi umum, dengan bangsawan pria lebih tinggi dari rata-rata dan bangsawan wanita lebih pendek.

Contoh yang lebih baru adalah House of Habsburg, yang kekaisarannya mencakup Spanyol, Austria, dan Hongaria (dengan garis keluarga berakhir dengan Charles II dari Spanyol, yang lahir pada tahun 1661).

Pohon keluarga House of Habsburg telah menjadi sangat campur aduk, dengan ibunya adalah keponakan ayahnya dan neneknya juga bibinya. Efeknya, Charles menderita berbagai cacat bawaan.

Charles diketahui tidak dapat berbicara sampai dia berusia empat tahun dan tidak bisa berjalan sampai dia berusia delapan tahun. Bahkan dirinya hampir tidak bisa mengunyah karena rahangnya yang cacat.

Menariknya, berdasarkan laporan otopsi ada hal yang mengejutkan yang menyatakan bahwa setelah kematiannya, Charles memiliki jantung kecil, paru-paru berkarat, kepala penuh air, usus busuk dan hanya memiliki satu buah zakar yang sehitam batu bara.

Selain akibat perkawinan sedarah, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi