ERA.id - Salah satu cara mendapatkan berat badan ideal adalah diet. Ada berbagai jenis diet yang berkembang selama ini. Dari sekian banyak, ternyata hasilnya tak sama bagi semua orang. Penyebab dari ketidakcocokan jenis diet bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Penyebabnya antara lain faktor gaya hidup, pola makan, jumlah kebutuhan nutrisi, tingkat stress, dan status kesehatan sekarang. Maka dari itu, kita perlu memilih program dan menu diet yang tidak boleh sembarangan, supaya mendapatkan hasil lebih maksimal.
Bukan hanya itu, penyebab lain dari gagalnya diet yang dilakukan adalah faktor genetik. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua PDGKI-Jaya (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia DKI Jakarta), dr. Ida Gunawan.
dr. Ida Gunawan mengatakan varian gen yang dimiliki menentukan jenis diet dan health outcome. Jika kita melakukan tes DNA untuk diet, kita juga mendapatkan terapi Nutrigenomic.
Terapi Nutrigenomic, merupakan tes DNA dengan media air liur yang bertujuan mendeteksi kondisi tubuh setiap pasien. Terapi Nutrigenomic dapat menganalisis 70 gen yang ada di dalam tubuh untuk mendapatkan 55 traits yang terbagi dalam 12 panel.
"Berat badan itu bisa dari keturunan gen. Diet berdasarkan dna, kalau ngasih terapi diet harus berbasis berbukti sains. Kalau golongan darah bentuknya melaporkan," kata dr. Ida Gunawan, saat ditemui di Holiday Inn Kemayoran, Sunter, Jakarta Utara pada Jumat (16/12/2022).
Kemudian, hasilnya akan dituangkan dalam bentuk report yang terdiri dari tiga kategori yaitu pola makan (diet), olahraga (sports) dan metabolisme nutrisi.
Kategori pola makan (diet) merupakan pemeriksaan genetik yang fokus pada risiko obesitas dengan mengetahui profil genetik terhadap nutrisi-nutrisi, seperti gula/karbohidrat, protein, serta lemak.
Sedangkan, kategori olahraga (sport) merupakan pemeriksaan genetik yang fokus pada tipe olahraga yang paling sesuai dengan tubuh pasien, yakni tipe endurance, power and strength, ataupun balance.
Ketiga, kategori metabolisme nutrisi ialah pemeriksaan genetik yang fokus pada hormon terutama insulin dan beberapa alergi makanan, seperti lactose intolerance, gluten intolerance, serta sensitivitas kafein.
Selanjutnya, akan diberikan rekomendasi jenis olahraganya, training yang tepat sesuai kondisi profil genetik pasien, pola makan, mikronutrisi (vitamin dan mineral), serta makanan yang perlu dihindari jika memiliki alergi.
"Kalau nurunin berat badan bukan cuma diet diturunin. Ternyata ada komposisi nutrisi yang mempercepat penurunan berat badan. Makanya ada diet tetapi tak semua justru bisa," ucap dr. Ida Gunawan.
"Ada juga yang ditinggikan protein ada loh. Pokoknya nggak makan nasi, ya nggak gitu ceritanya. Dietnya tinggi protein, coba snacknya tahu dan lain-lain, ya turun (berat badan)," lanjutnya.