ERA.id - Para turis yang pernah berkunjung ke Bali atau memiliki rencana untuk berlibur ke destinasi wisata populer tersebut, kemungkinan besar akan mengalami “bali belly”. Apa itu bali belly?
Terkait dengan bali belly, baru-baru ini seorang turis Irlandia menggambarkannya sebagai "bukan lelucon sama sekali". Namun turis tersebut akhirnya dapat mengatasinya hanya dalam waktu tiga hari di Indonesia.
"Jadi dari pengalaman saya memiliki bali belly, ada banyak hal yang tidak diberitahukan kepada Anda," ujar Tammy Whelan dalam sebuah video yang viral di TikTok.
"Anda tidak bisa berada [lebih dari] empat meter [dari] toilet dan maksud saya, Anda akan mengeluarkan banyak sekali kotoran dari mulut dan bokong Anda pada saat yang bersamaan.
Apa Itu Bali Belly?
Bali Belly adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi diare atau mual yang dialami oleh turis saat berada di Bali, Indonesia.
Fenomena ini dapat disebabkan oleh perbedaan makanan, air, dan lingkungan dibandingkan dengan negara asal mereka, yang dapat menyebabkan perubahan pada sistem pencernaan dan menyebabkan masalah kesehatan seperti diare dan mual.
"Memikirkan makanan akan membuat Anda sakit secara fisik (dan) Anda akan mengalami dehidrasi parah dan pada gilirannya Anda akan berhalusinasi."
Setelah video Tammy menjadi viral (menarik setengah juta penonton) ia juga membagikan video lanjutan yang mengatakan bahwa ia "akhirnya" kembali merasakan dirinya sendiri.
Bali Belly Treatment
Dilansir dari nzherald, Dokter Australia dan pendiri Femma, Emma Rees, menjelaskan bahwa bali belly disebabkan oleh konsumsi bakteri dari makanan atau air yang terkontaminasi.
Dr Rees mengatakan bahwa ketika berada di negara-negara di mana diare sering terjadi - seperti di Thailand, Vietnam dan Kamboja - pastikan Anda meminum air yang telah disaring, direbus atau dalam kemasan.
"Hindari es karena bisa jadi terbuat dari air yang terkontaminasi, begitu juga dengan salad dan buah yang mungkin telah dicuci dengan air yang terkontaminasi," katanya.
"Jika Anda bisa, cuci kembali makanan tersebut dengan air yang sudah disaring atau botol. Hindari prasmanan dengan makanan yang diletakkan di tempat yang hangat karena makanan dapat menghangat hingga mencapai suhu yang optimal bagi bakteri untuk berkembang biak. Pastikan Anda makan dan minum di tempat yang memiliki reputasi baik."
Muntaber di Bali - atau diare pada wisatawan - sebenarnya sangat umum terjadi, dengan Dr Rees mengatakan bahwa sepertiga sampai setengah dari wisatawan akan mengalaminya.
Cara Mengatasi Bali Belly
Dr Rees menyarankan siapa pun yang mengalami bali belly untuk beristirahat, minum cairan secara teratur dan memastikan Anda menggunakan air bersih.
"Anda dapat mengonsumsi analgesik untuk mengatasi rasa sakit dan demam, dan jika gejala Anda tidak kunjung membaik atau ada darah dalam tinja, pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter," sarannya.
"Sebaiknya pastikan Anda memiliki asuransi perjalanan untuk menanggung biaya pengobatan lokal jika diperlukan. Jika Anda tidak bisa mendapatkan cairan, Anda juga perlu menemui tenaga medis profesional."
"Kita juga harus memastikan bahwa antusiasme kita untuk merasakan pengalaman di tempat dan budaya yang berbeda tidak membuat kita melupakan kebersihan tangan dan risiko infeksi bakteri dengan praktik kebersihan makanan yang berbeda."
Selain apa itu bali belly, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…