ERA.id - Sama hal dengan orang dewasa, obesitas pada bayi didefinisikan sebagai keadaan ketika berat badan bayi melebihi batas normal untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi badannya. Secara lebih lanjut, kapan bayi dikatakan obesitas?
Adapun kondisi bayi obesitas terjadi ketika bayi terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, gula, dan garam, serta tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup.
Kapan Bayi Dikatakan Obesitas?
American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaan indeks massa tubuh (BMI) untuk menyaring anak-anak yang kelebihan berat badan mulai dari usia 2 tahun hingga usia 19 tahun.
BMI menyoroti risiko kondisi medis yang serius dan merupakan indikator yang baik untuk mengetahui apakah seorang anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang kelebihan berat badan atau tidak.
Untuk menghitung BMI, berat badan anak dibagi dengan tinggi badan kuadrat dan hasilnya dikalikan 703 (berat badan ÷ tinggi badan2 x 703). Setelah orang tua menentukan BMI anak mereka, mereka harus mendiskusikannya dengan dokter. Berikut persentase indeks BMI:
● Anak-anak dengan BMI antara persentil ke-85 dan ke-95 dianggap kelebihan berat badan.
● Anak-anak dengan BMI di atas persentil ke-95 dianggap obesitas.
Karena anak-anak dapat tumbuh dengan cepat, terutama selama masa pubertas, dokter anak dapat menafsirkan dengan baik apakah skor BMI mengkhawatirkan.
Apakah ASI Bisa Membuat bayi obesitas?
Walaupun ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan yang sangat baik untuk bayi, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami obesitas, meskipun telah mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor genetik, pola makan dan gaya hidup keluarga, serta lingkungan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya memiliki risiko obesitas yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI atau hanya menerima ASI selama beberapa bulan saja.
ASI mengandung nutrisi yang lengkap dan lebih mudah dicerna oleh bayi, sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.
Namun, pola makan dan gaya hidup keluarga juga memiliki peran penting dalam mengontrol berat badan bayi. Misalnya, memberikan makanan yang sehat dan seimbang serta menghindari makanan tinggi gula dan lemak, memastikan bayi mendapatkan cukup tidur, serta memperkenalkan aktivitas fisik yang sehat dan menyenangkan pada bayi.
Kemudian jika keluarga memiliki riwayat obesitas, maka risiko bayi mengalami obesitas juga akan meningkat.
Lingkungan tempat bayi tinggal juga dapat mempengaruhi risiko obesitas pada bayi, seperti lingkungan yang kurang mendukung untuk aktivitas fisik dan lingkungan yang kurang sehat untuk tumbuh kembang bayi.
Oleh karena itu, ASI tetap penting untuk diberikan pada bayi karena ASI dapat membantu melindungi bayi dari berbagai risiko penyakit dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi.
Namun, faktor-faktor lain seperti pola makan dan gaya hidup keluarga serta lingkungan juga harus diperhatikan agar dapat membantu mengontrol risiko obesitas pada bayi.
Selain kapan bayi dikatakan obesitas, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…