ERA.id - Imunisasi MR adalah vaksin yang berguna untuk mencegah measles (campak) dan rubella (campak Jerman). Campak dan rubella muncul disebabkan oleh infeksi virus yang berbeda jenis, tetapi sama-sama dapat menular lewat udara yang sudah terkontaminasi oleh virus.
Imunisasi MR adalah salah satu jenis vaksinasi yang harus diberikan kepada anak mulai dari usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun.
Vaksin atau Imunisasi MR berisi virus yang sudah dilemahkan. Penyuntikan vaksin MR akan membantu tubuh mengetahui dan memperkuat kekebalan (antibodi), sehingga mampu mencegah virus penyebab measles dan rubella.
Peringatan Sebelum Suntik Vaksin MR
Vaksin MR akan ditentukan oleh dokter atau petugas medis di fasilitas kesehatan. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menjalani vaksinasi dengan vaksin MR adalah sebagai berikut:
- Kabari dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin MR tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap vaksin ini atau kandungan yang ada di dalam produk vaksin.
- Kabari dokter jika Anda atau anak Anda mengalami demam. Vaksinasi akan ditunda hingga demam mereda dan kondisi membaik.
- Kabari dokter jika dalam kurun waktu 4–6 minggu, Anda akan menjalani tes Mantoux sesudah divaksinasi dengan vaksin MR.
- Kabari dokter jika Anda berencana akan melakukan transfusi darah atau terapi dengan imunoglobulin.
- Kabari dokter jika Anda memiliki keluhan sistem kekebalan tubuh yang lemah, gagal ginjal, gagal jantung, penyakit infeksi, atau kelainan darah, termasuk leukemia atau anemia.
- Kabari dokter jika Anda tengah menjalani radioterapi atau pengobatan dengan obat imunosupresan, termasuk kortikosteroid.
- Kabari dokter jika Anda tengah hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan. Vaksin MR dapat meningkatkan risiko terjadinya cacat bawaan lahir pada bayi jika disuntikkan kepada ibu hamil pada kehamilan trimester pertama.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping serius, maupun overdosis setelah menerima vaksin MR.
Cara Memberikan Imunisasi MR
Imunisasi MR tentunya diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Penyuntikan diberikan pada lengan atas.
Setelah mendapatkan vaksin MR, anak atau orang yang divaksinasi harus menunggu selama 30 menit di tempat layanan vaksinasi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memberikan antisipasi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
KIPI dapat berupa semua keluhan atau kondisi medis yang mungkin berhubungan dengan vaksinasi, termasuk reaksi alergi terhadap kandungan vaksin dan efek samping setelah menjalankan vaksin.
Penyimpanan vaksin MR dilakukan oleh petugas vaksin sesuai dengan standar prosedur operasional. Vaksin dan pelarut vaksin perlu disimpan dalam lemari pendingin yang memiliki suhu 2–8° C dan aman dari paparan sinar matahari langsung.
Berapa Dosis dan Jadwal Pemberian Imunisasi MR
Vaksin MR tergolong salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan untuk anak. Seperti yang dianjurkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), jadwal penyuntikan vaksin MR dapat dilakukan sejak anak berumur 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun.
Vaksin ini juga dapat disuntikkan kepada orang dewasa yang belum mendapatkan imunisasi MR. Anak yang menerima dosis vaksin MR pertama saat berusia 9 bulan akan menerima dosis kedua ketika berusia 18 bulan, dan akan menerima dosis ketiga saat berumur sekitar 6 tahun.
Untuk menghindari campak dan rubella, dosis vaksin MR bagi anak dan orang dewasa adalah 0,5 ml. Obat disuntikkan ke kulit (suntikan subkutan) atau suntikan ke otot (suntikan intramuskular).
Apa Saja Efek Samping dan Bahaya dari Vaksin MR?
Vaksin MR termasuk aman dan jarang mengakibatkan efek samping yang berbahaya. Namun, pada beberapa orang dapat menimbulkan beberapa keluhan, seperti bengkak, demam, ruam, atau nyeri pada area penyuntikan. Umumnya, keluhan ini akan sendirinya mereda.
Jika keluhan yang dirasakan tidak lekas membaik atau semakin memburuk, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Selain itu, Anda juga harus segera menghubungi dokter jika merasakan reaksi alergi obat yang dapat ditandai dengan bengkak pada bibir atau kelopak mata, ruam yang gatal dan meluas, maupun kesulitan bernapas.
Interaksi Imunisasi MR dengan Obat Lain
Risiko munculnya infeksi atau menurunnya efektivitas vaksin MR dapat meningkat jika vaksin ini disuntikkan bersamaan dengan konsumsi obat-obatan yang memberikan efek imunosupresif, seperti infliximab, nilotinib, hydrocortisone, atau omacetaxine.
Untuk melakukan pencegahan terhadap efek interaksi obat yang tidak diinginkan, sebaiknya pastikan terlebih dahulu dengan berkonsultasi pada dokter sebelum Anda atau anak Anda menerima vaksin MR, terutama jika sedang melakukan terapi atau mengonsumsi obat ataupun suplemen apa pun.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…