Berbukalah dengan yang Manis, Amankah Penderita Diabetes Makan Kurma saat Buka Puasa?

| 06 Apr 2023 09:00
Berbukalah dengan yang Manis, Amankah Penderita Diabetes Makan Kurma saat Buka Puasa?
Kurma (Foto: Pexels/Riki Risnandar)

ERA.id - 'Berbukalah dengan yang manis' adalah anjuran yang populer untuk berbuka puasa. Biasanya umat Muslim berbuka puasa dimulai dari mengonsumsi kurma yang rasanya manis. Namun, apakah aman penderita diabetes makan kurma saat berbuka puasa?

dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, MM, MARS, Dip.TH, DCD yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam mengungkapkan bahwa penderita diabetes boleh mengonsumsi kurma saat berbuka puasa. Akan tetapi, ia menyarankan agar mengonsumsi kurma dibatasi. 

"Memang harusnya dibatasi makannya, tergantung juga jenis kurmanya. Kalau yang besar maksimal 4-5, kalau kecil bisa agak banyakan. Jadi boleh," ujar dr. Rudy, saat ditemui di Gedung IMERI FKUI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat pada Rabu (5/4/2023).

Lebih lanjut, dr. Rudy Kurniawan mengatakan bahwa mengonsumsi kurma manis bisa menaikkan gula darah. Apalagi, para penderita diabetes harus memperhatikan kadar gula yang biasanya sekitar 80-180 mg/dL.

Press conference Tropicana Slim (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)
Press conference Tropicana Slim (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)

"Memang kurma manis karena cepat menaikkan gula darah. Tapi kita punya range, bagi diabetes 80-180, karena data menunjukkan kadar gula darah naik turun tidak bagus juga," katanya.

dr. Rudy Kurniawan memberikan tips mudah mencegah diabetes. Yang paling utama adalah seseorang harus menerapkan pola hidup sehat, mulai dari pola makan sehat, rutin berolahraga, istirahat cukup, pengecekan gula darah, hingga menghentikan kebiasaan merokok.

"Cara mudah secara prinsip adalah menerapkan pola hidup sehat. Memang terdengar klise ya hidup sehat lagi. Tetapi hidup sehat tidak hanya diomongin, tapi bagaimana kita menerapkan ke mindset kita," imbuhnya.

"Dari cara makannya, olahraga, istirahat cukup, plus menghindari merokok. Kita menerapkan hidup sehat itu bisa menurunkan kejadian diabetes hingga 60 persen. Padahal simpel daripada pengobatan, paling penting adalah pencegahan," lanjutnya.

Selain itu, dr. Rudy menyarankan agar memilih makanan dengan kandungan nutrisi tinggi, seperti protein, serat dan vitamin. Perhatikan porsi makanan untuk mengurangi asupan kalori pada tubuh. Di mana kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Apabila berlebihan maka risiko diabetes semakin tinggi.

Selain pola makan sehat, kamu bisa rutin berolahraga. Olahraga dapat meningkatkan produksi insulin dan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Dengan begitu, kadar gula dalam darah akan terkontrol dengan baik, sehingga terhindar dari diabetes. 

"Konsumsi makanan nutrisi dan hindari tinggi kalori. Porsi makanannya juga, isi piring pun dari Kemenkes tahu ya komposisi dari isi piringku. Olahraga juga sama 3 kali, tapi idealnya 5 kali dalam seminggu," jelasnya.

dr. Rudy mengatakan pemeriksaan gula darah secara berkala sangat diperlukan untuk melihat nilai kadar gula darah dalam tubuh. Dengan melakukan pengecekan rutin, penderita diabetes dapat memonitor kondisi kadar gula dan mendeteksi penyakit diabetes lebih dini.

"Pengecekan gula darah adalah upaya skrining. Karena kita tidak tahu kondisi diabetes, apalagi awal tidak ada gejala sama sekali. Kalau sudah ada gejala sering haus, kencing, sering lapar, itu sudah terlambat, jadi penting banget melakukan skrining," lanjutnya.

Rekomendasi