ERA.id - Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Rawat Intensif Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Ririe Fachrina Malisie, Sp.A(K), membagikan langkah-langkah dalam memberikan pertolongan pertama pada korban tenggelam.
"Prinsipnya adalah pertolongan dalam air dan pertolongan setelah kita berhasil tarik atau keluarkan korban dari dalam air dan melakukan (penanganan) di unit kesehatan. Tujuan utamanya adalah menyelamatkan nyawa," kata Ririe seperti dilansir dari Antara, Rabu (24/5/2023).
Ketika melihat seseorang sedang tenggelam, korban harus segera dievakuasi dari air secepat mungkin. Ririe mengingatkan penolong tidak boleh panik dan segera memanggil bantuan.
Jika posisi korban mudah dijangkau, raih tangan atau tubuh korban dengan tangan atau alat yang mudah mengapung seperti ban atau papan yang bisa dijadikan pegangan oleh korban.
Jika jarak korban di luar jangkauan, dekati korban menggunakan perahu atau penolong bisa berenang mendekati korban. Ririe mengingatkan penolong harus memiliki kemampuan berenang dan penyelamatan yang baik.
Jika korban tenggelam dalam kondisi sadar dan tidak panik, evakuasi korban dengan melingkarkan salah satu tangan penolong pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau menarik kerah baju korban. Sedangkan jika korban mengalami panik saat tenggelam, buat korban menjadi tidak banyak bergerak untuk memudahkan evakuasi.
Setelah mengeluarkan korban dari air, pastikan tubuh korban dibaringkan dengan posisi kepala, leher, dan punggung dalam satu garis lurus untuk menghindari cedera tulang belakang.
Setelah membaringkan korban, periksa dan buka jalan napas korban dengan membuka baju dan menyingkirkan benda-benda yang menghambat laju napas korban sambil mengelap tubuhnya agar dia tidak kedinginan. Ririe mengatakan wajah korban perlu menghadap ke atas sebelum penolong memberikan pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru (RJP).
Penanganan RJP dapat dilakukan dengan cara melakukan kompresi pada bagian tengah dada korban sebanyak 15 kali untuk anak-anak atau 30 kali untuk dewasa. Setelah itu berikan dua kali bantuan napas buatan mulut ke mulut dan lakukan pola tersebut secara berulang sampai korban bernapas atau sadar.
Mengeluarkan air yang tertelan juga bisa dilakukan dengan menutup hidung korban sehingga air yang tertelan bisa terdorong ke luar dari mulut.
Menurut Ririe, memastikan kehangatan tubuh korban juga dapat dilakukan dengan mengganti pakaian basah korban dan menyelimuti tubuhnya. Setelah itu lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui cedera pada bagian tubuh korban dan rawat cedera yang ada.
Setelah memberikan pertolongan pertama, Ririe mengingatkan penolong untuk segera membawa korban ke fasilitas kesehatan atau tenaga medis untuk mendapatkan penanganan lanjutan.