Tim Editor
ERA.id - Resistensi antibiotik merupakan masalah serius yang semakin meningkat dalam dunia kesehatan global. Lantas apa itu resistensi antibiotik dan apa saja efek yang terjadi pada tubuh manusia?
Resistensi antibiotik terjadi ketika antibiotik digunakan secara berlebihan atau tidak tepat, bakteri yang menjadi target pengobatan dapat berkembang menjadi lebih kuat dan tahan terhadap efek obat tersebut.
Akibatnya, pengobatan infeksi bakteri menjadi lebih sulit dan terkadang bahkan tidak efektif. Fenomena ini dikenal sebagai resistensi antibiotik, yang menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih lanjut tentang apa itu resistensi antibiotik, faktor penyebabnya, dan dampaknya yang luas dalam praktik medis dan kesehatan global.
Apa Itu Resistensi Antibiotik
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, di mana bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga tidak dapat lagi dibunuh atau dihambat pertumbuhannya.
Beberapa praktik yang tidak tepat dalam penggunaan antibiotik termasuk durasi atau dosis yang tidak sesuai dan penggunaan antibiotik secara sembarangan di luar kasus infeksi bakteri.
Bakteri yang telah mengembangkan resistensi antibiotik dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, serta mentransfer kekebalan kepada bakteri lainnya. Hal ini mengakibatkan resistensi antibiotik berkembang dengan cepat, melebihi laju penemuan antibiotik baru.
Sayangnya, persediaan antibiotik yang tersedia semakin menipis saat ini. Meningkatnya kasus resistensi antibiotik menyebabkan beberapa jenis antibiotik tidak lagi efektif dalam mengatasi infeksi bakteri.
Jika resistensi antibiotik terus meningkat, kita akan menghadapi situasi seperti masa lalu ketika antibiotik belum ditemukan. Pada masa itu, infeksi bakteri yang sebenarnya ringan dapat berakibat fatal karena tidak ada obat yang efektif. Oleh karena itu, resistensi antibiotik dianggap sebagai ancaman serius bagi dunia kesehatan.
Namun, belum terlambat bagi kita untuk menghentikan perkembangan resistensi antibiotik. Cara yang paling mudah adalah dengan tidak menggunakan antibiotik sembarangan, seperti menghindari mengkonsumsi antibiotik tanpa resep dokter dan selalu mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik yang diberikan oleh dokter.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan antibiotik yang tidak tepat tidak hanya membahayakan individu yang mengonsumsinya, tetapi juga orang lain karena meningkatkan risiko resistensi antibiotik.
Resistensi Antibiotik hingga Infeksi
Penderita resistensi antibiotik yang mengalami infeksi seringkali menghadapi komplikasi kesehatan yang memerlukan waktu tinggal di rumah sakit yang lebih lama, kunjungan dokter secara berkelanjutan, dan pengobatan alternatif yang berbiaya tinggi.
Efeknya resistensi antibiotik dapat meliputi masalah kesehatan seperti gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan pada kehamilan, dan risiko terhadap janin. Untuk mencegah penyebaran resistensi antibiotik, langkah-langkah berikut dapat diikuti:
● Hanya menggunakan antibiotik sesuai rekomendasi dari profesional medis.
● Tidak meminta atau mengonsumsi antibiotik tanpa anjuran dari dokter.
● Selalu mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik yang diberikan oleh dokter.
● Tidak pernah berbagi atau mengonsumsi sisa antibiotik.
● Mencegah infeksi dengan rutin mencuci tangan, menjaga jarak dari orang yang sakit, dan menerima vaksin terbaru.
● Memilih makanan yang dipersiapkan secara higienis dan memilih makanan yang tumbuh atau diproduksi tanpa menggunakan antibiotik.
Dampak resistensi antibiotik memang menjadi sumber kekhawatiran yang serius. Oleh karena itu, setelah mengetahui penyebab dan cara pencegahan resistensi antibiotik, penting untuk segera mengambil langkah-langkah pencegahan tersebut.
Selain apa itu resistensi antibiotik, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…
