ERA.id - Orang tua biasanya menstimulasi anak untuk mengasah kemampuan fisik, emosi, sosial, bahasa, dan intelektual anak. Akan tetapi, orang tua kadang tidak tahu soal apa itu over stimulus.
Ini adalah hal penting yang harus dipahami oleh orang tua ketika memberikan stimulasi kepada buah hatinya agar tidak berdampak negatif. Untuk memahami hal tersebut, simak penjelasan berikut yang dirangkum Era.id dari berbagai sumber.
Menganal Apa Itu Over Stimulus
Pemberian stimulasi kepada bayi adalah hal yang baik, tetapi harus dilakukan dengan mempertimbangkan durasi dan tingkat kerumitannya. Pemberian stimulasi yang tidak tepat bisa berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak.
Stimulasi yang diberikan kepada anak secara terus-menerus berisiko membuat bayi kewalahan. Buah hari jadi kelelahan dan terus-terusan rewel. Jangan sampai anak mengalami over stimulus. Kalaupun telah terjadi, sebaiknya orang tua menghentikan pemberian stimulasi agar tidak semakin parah.
Contoh pemberian stimulasi yang berlebihan adalah ibu mengajak bayinya berbelanja terlalu lama pada akhir pekan yang ramai. Berada di ruangan yang penuh orang asing dan melihat banyak sekali barang dalam waktu yang lama bisa membuat bayi kelelahan.
Dampak Over Stimulus
Stimulasi yang berlebihan atau over stimulus bisa membuat anak menjadi tidak kooperatif, contohnya jadi sering membangkang. Berikut ini adalah beberapa hal terkait perkembangan bayi yang terpengaruh oleh over stimulus.
· Motorik
Anak yang belum saatnya berjalan, tetapi dipaksa berdiri dan dititah, struktur kakinya bisa terganggu. Sementara itu, anak yang belum saatnya duduk, tetapi dipaksa duduk sendiri, maka struktur tulang punggungnya bisa terganggu.
· Bahasa
Salah satu tanda stimulasi bahasa diberikan secara tepat adalah saat orang tua mengajak anak mengobrol atau menyanyi kemudian anak merspons dengan tersenyum dan mengoceh. Sementara, jika si bayi tampak tidak pedulu, coba cari penyebabnya. Beberapa hal yang mungkin adalah si bayi sedang sakit, atau mengantuk, atau tidak tertarik dengan stimulasi tersebut.
· Sosial
Over stimulus bisa membuat aspek sosial anak terganggu. Dia bisa menjadi lebih mudah marah, sulit berteman dengan anak sebaya, atau tidak cepat beradaptasi. Salah satu contoh over stimulus dalam hal ini adalah selalu memaksa anak bersalaman dengan orang yang baru dia kenal. Stimus sosial baik, tetapi sebaiknya tidak diberikan secara paksa.
Akibat Over Stimulus
Ada beberapa masalah yang bisa terjadi saat anak mengalami over stimulus. Berikut ini adalah rinciannya.
· Emosi negatif. Anak jadi mudah marah, kerap menangis, susah ditenangkan karena bosan, dan merasa tak dipahami orang tua.
· Penurunan kemampuan belajar. Saat orang tua mengajarkan berbagai permainan secara bertubi-tubi, bayi malah sulit mencerna dan memahami stimulasi tersebut.
· Menolak stimulasi. Over stimulus bisa membuat bayi terus-menerus menolak stimulasi secara konsisten. Selain itu, bayi menjadi kurang responsif terhadap lingkungan.
· Kelelahan. Stimulus yang diberikan secara berlebihan bisa mengganggu waktu istirahat.
Oleh sebab itu, orang tua harus bijak dalam memilih stimulasi apa yang akan diberikan kepada bayinya. Selain itu, pemberiannya pun harus dilakukan dengan tepat, baik porsi maupun waktunya. Dengan demikian, anak tidak mengalami over stimulus.