ERA.id - Dalam dunia medis tramadol adalah obat yang sering digunakan untuk meredakan rasa sakit sedang hingga parah. Meskipun tergolong obat-obatan medis, namun banyak orang menyalahgunakan penggunaannya, lantas apa itu tramadol? Mari kita bahas lebih dalam.
Baru-baru ini tramadol telah menyebabkan lebih dari seratus warga Desa Mulyajaya, Kecamatan Kutalawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat terjerat dalam kondisi kecanduan. Bahkan, dampak kecanduan obat tramadol ini tidak memandang usia, melibatkan anak-anak, remaja, dan bahkan lansia.
Tramadol termasuk dalam kategori analgesik opioid yang dapat memberikan efek penghilang rasa sakit yang efektif. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu tramadol, bagaimana cara kerjanya, serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan obat ini.
Apa Itu Tramadol?
Tramadol merupakan salah satu jenis obat-obatan terlarang yang tergolong dalam kelompok narkotika, bukan psikotropika. Hal tersebut lantaran karakteristiknya sebagai opioid yang biasanya diresepkan oleh dokter sebagai analgesik atau penghilang rasa sakit, tanpa menyebabkan perubahan perilaku pada penggunanya.
Mekanisme kerja tramadol terletak pada perubahan respons otak terhadap sensasi nyeri, yang menghasilkan efek pengurangan rasa sakit. Fungsi alami tubuh manusia menghasilkan senyawa opioid yang dikenal sebagai endorfin.
Oleh karena itu, tramadol dapat dianggap mirip dengan endorfin dalam otak, yaitu senyawa yang berikatan dengan reseptor pada sel-sel. Reseptor ini kemudian mengurangi transmisi pesan rasa sakit dari tubuh ke otak.
Prinsip kerja tramadol mirip dengan cara ini, yaitu mengurangi intensitas rasa sakit yang diterima oleh otak. Namun, penting untuk diingat bahwa jenis obat ini tidak sesuai untuk semua individu dan penggunaannya harus diawasi oleh tenaga medis. Selain itu terdapat sejumlah efek samping yang dapat muncul setelah mengkonsumsi obat ini.
Apa efek dari tramadol?
Dilansir dari laman Pharmacious Farmasi UGM, Seseorang yang mengalami kecanduan terhadap obat tramadol umumnya akan mengembangkan ketergantungan fisik yang berpotensi berbahaya. Efek samping yang sering muncul termasuk pusing, sakit kepala, kantuk berlebih, serta mual dan muntah.
Selain itu, penggunaan tramadol dapat menyebabkan konstipasi, mulut kering, kelelahan kronis, penurunan energi, dan peningkatan produksi keringat. Pada kasus yang lebih serius, tramadol dapat mengakibatkan gangguan pernapasan, penurunan fungsi otak, bahkan berujung pada kematian.
Bagi mereka yang memiliki ketergantungan pada tramadol dan berusaha untuk berhenti mengonsumsinya, mereka dapat mengalami gejala putus tramadol. Gejala ini meliputi diare, sakit perut, sindrom restless leg, mual, nyeri otot, rasa gelisah, insomnia, tremor, dan lainnya.
Proses pemulihan dari ketergantungan tramadol seringkali sulit dilakukan secara mandiri. Oleh karena itu, harus melibatkan pihak-pihak yang memiliki keahlian dalam penanganan ketergantungan, seperti pusat rehabilitasi, rumah sakit, atau lembaga kesehatan lainnya.
Selain apa itu tramadol, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…