ERA.id - Sleep inertia adalah kondisi merasa bingung saat bangun tidur, bahkan meski sudah tidur dalam waktu yang cukup. Kondisi ini bisa dialami oleh semua orang, terutama remaja, pekerja shifting, dan orang yang terlalu lama tidur siang.
Kondisi ini muncul saat transisi antara tidur dan bangun. Ada beberapa gejala sleep inertia yang perlu diketahui agar penanganan bisa segera dilakukan, salah satunya pusing setelah tidur, tetapi belum sepenuhnya bangun. Ini menjadi hal yang bisa menyebabkan kelelahan atau tidak segar saat bangun tidur pagi.
Penyebab Sleep inertia
Dikutip Era.id dari Healthline, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab sleep inertia. Berikut adalah penjelasannya.
· Tingkat gelombang delta lebih tinggi
Gelombang listrik di otak berkaitan dengan tidur nyenyak. Para ilmuwan bisa mengukur aktivitas listrik di otak menggunakan electroencephalogram (EEG). Orang dengan sleep inertia tidak hanya punya tingkat gelombang delta yang lebih tinggi, tetapi juga lebih sedikit gelombang beta, yang berhubungan dengan keterjagaan.
· Reaktivasi otak lebih lambat
Penelitian juga menunjukkan, kemundkinan terdapat reaktivasi lebih lambat pada otak bagian tertentu setelah bangun tidur, termasuk korteks prefrontal yang bertanggung jawab pada fungsi eksekutif.
· Aliran darah di otak lambat
Kemungkinan terdapat jeda waktu untuk mempercepat aliran darah otak setelah bangun tidur.
Gejala Sleep inertia dan Cara Mengatasinya
Gejala sleep inertia dari tidur siang dan tidur malam hampir sama. Orang yang mengalaminya merasa mengantuk dan pusing. Masalah lain yang bisa terjadi adalah masalah konsentrasi atau abai kepada orang lain sambil mengucek mata
Berdasarkan penelitian tahun 2019, biasanya sleep inertia hilang setelah 30-an menit. Terkadang, hal ini bahkan hilang dalam waktu 15 menit. Meski demikian, pemulihan penuh butuh waktu sekitar satu jam–dan terus membaik dalam waktu sekitar 2 jam.
Setelah beberapa waktu, sleep inertia memang pulih, tetapi kadang Anda butuh segera konsentrasi. Untuk segera mengatasi sleep inertia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
· Kafein
Salah satu stimulan paling efektif untuk mengurasi kantuk adalah kafein. Minum minuman mengandung kafein bisa membantuk mempercepat proses pemulihan dari efek sleep inertia.
Dilansir CDC, 100 mg kafein (sekitar secangkir kopi) bisa mengatasi sleep inertia. Namun, hal ini bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Selain itu, orang dengan masalah asam lambung perlu berpikir ulang sebelum mencoba tips ini.
· Sinar matahari pagi
Anda bisa segera waspada penuh dengan mendapatkan paparan sinar Matahari pagi setelah bangun tidur. Sinar Matahari pagi jadi sinyal agar tubuh menghentikan produksi melatonin (membantu tidur) sekaligus meningkatkan produksi kortisol (meningkatkan kewaspadaan). Sinar Matahari juga bisa meningkatkan suasana hati.
· Aktivitas pemicu
Ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan untuk memicu kesadaran dan kewaspadaan. Anda bisa mencuci muka dengan air dingin, mendengarkan musik semangat, dan melakukan aktivitas yang memicu semangat.
· Power nap
Power nap (tidur singkat) bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kewaspadaan sekaligus mengatasi sleep inertia. Tidur siang singkat (sekitar 10—20 menit) bisa bermanfaat tanpa menggangu jadwal dan kualitas tidur malam.
· Jam tidur
Setelah mendapati gejala sleep inertia pada diri Anda, segera atur jam tidur yang baik. Pola tidur yang baik berdampak baik bagi tubuh, termasuk setelah bangun tidur.