ERA.id - Jika Anda mengalami kelemahan fisik, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur, bisa jadi itu adalah gejala anemia aplastik. Dikutip Era.id dari AI Care, anemia aplastik merupakan kondisi ketika tubuh berhenti memproduksi sel darah merah baru dalam jumlah yang cukup. Telah terjadi gangguan pada sel punca di sumsum tulang dan hal ini berpengaruh terhadap produksi sel darah.
Perlu diketahui bahwa sumsum tulang merupakan jaringan lunak di pusat tulang yang punya peran menghasilkan sel darah dan keping darah (trombosit). Anemia aplastik termasuk gangguan darah yang langka dan serius. Selain itu, gangguan ini muncul pada golongan usia berapa pun.
Anemia aplastik berisiko membuat penderita lebih rentan infeksi dan perdarahan tidak terkontrol. Gangguan ini bisa berkembang secara perlahan, tetapi juga bisa terjadi secara mendadak.
Penyebab Anemia Aplastik
Sel punca yang berada di sumsum tulang memproduksi sel darah, meliputi sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Ketika sel punca mengalami kerusakan atau gangguan, kadar beberapa jenis sel darah tadi mengalami penurunan.
Akibatnya, tidak ada darah (aplastik) atau hanya ada sedikit sel darah (hipoplastik) di dalam sumsum tulang. Dalam banyak kasus, dokter tidak bisa mengidentifikasi penyebab anemia aplastik. Meski demikian, beberapa hal diketahui bisa mencederai sumsum tulang dan berpengaruh terhadap produksi sel darah. Berikut adalah rinciannya.
· Penyakit autoimun
Penyakit autoimun jadi faktor pemicu tersering terjadinya anemia aplastik, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh sehat, termasuk sel punca di sumsum tulang.
· Virus
Beberapa virus dihubungkan dengan perkembangan anemia aplastik, seperti virus Epstein-Barr, sitomegalovirus, HIV, dan parvovirus B19.
· Terapi radiasi dan kemoterapi
Pengobatan dengan radiasi dan kemoterapi memiliki manfaat untuk membunuh sel kanker, tetapi juga bisa memengaruhi sel sehat, termasuk sel punca di sumsum tulang. Salah satu efek samping yang bisa muncul dari terapi ini adalah anemia aplastik.
· Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dihubungkan dengan anemia aplastik, seperti antibiotik kloramfenikol dan golongan sulfonamid, obat antinyeri dan peradangan pada artritis rheumatoid, atau obat antitiroid.
· Paparan bahan kimia beracun
Anemia aplastik juga dihubungkan dengan paparan zat kimia tertentu, seperti beberapa bahan dalam pestisida dan insektisida. Senyawa kimia lain yang juga dikaitkan dengan penyakit ini adalah yaitu benzena, bahan dalam bensin. Anda perlu menghindari paparan berulang bahan kimia pemicu agar anemia aplastik bisa membaik.
· Kehamilan
Selama masa kehamilan, Sistem kekebalan tubuh bisa menyerang sumsum tulang. Hal ini diduga berkaitan dengan hormon estrogen yang membuat volume plasma mengalami peningkatan lebih banyak dari laju produksi sel darah merah. Meski demikian, penyebab dan mekanisme pastinya belum diketahui.
· Anemia fanconi
Anemia aplastik juga bisa disebabkan oleh anemia fanconi, yaitu penyakit keturunan yang langka. Diagnosis penyakit ini bisa didapatkan dengan bantuan pemeriksaan darah.
Gejala Anemia Aplastik
Orang yang menderita anemia aplastik bisa tidak menunjukkan gejala tertentu. Namun, ada beberapa keluhan yang umum dikaitkan dengan kekurangan sel darah merah, berikut adalah rinciannya.
· Kelelahan dan kelemahan tubuh
· Detak jantung meningkat atau tidak teratur
· Pusing
· Nyeri kepala
· Sesak napas
· Kulit pucat
· Mimisan dan gusi berdarah
· Ruam pada kulit
· Demam
· Perdarahan yang sulit berhenti, misalnya dari luka
· Mudah terinfeksi atau infeksi terjadi berkepanjangan
· Mudah memar atau memar timbul tanpa sebab yang jelas
Itulah beberapa gejala anemia aplastik yang perlu Anda ketahui. Lakukan penanganan yang tepat dengan mendatangi rumah sakit ketika gejala-gejala tersebut muncul.