Apa Itu Orthorexia Nervosa dan Mengapa Makan Sehat Menjadi Begitu Berbahaya?

| 11 Sep 2023 07:15
Apa Itu Orthorexia Nervosa dan Mengapa Makan Sehat Menjadi Begitu Berbahaya?
Apa itu orthorexia nervosa (unsplash)

ERA.id - Orthorexia nervosa sering dikaitkan dengan gangguan makan yang semakin dikenal dan menjadi sorotan dalam dunia kesehatan dan kebugaran. Lantas apa itu orthorexia nervosa dan seberapa bahaya bagi kesehatan?

Secara umum orthorexia nervosa muncul sebagai fenomena di mana seseorang mengembangkan obsesi yang berlebihan terhadap makanan yang dianggap "sehat" hingga tingkat yang tidak sehat.

Artikel ini akan membahas dengan lebih dalam tentang apa itu orthorexia nervosa, gejalanya, dan dampaknya pada kesehatan mental dan fisik.

Apa Itu Orthorexia Nervosa?

Makan sehat merupakan tujuan bagi banyak orang. Namun, terkadang kebiasaan ini melampaui batas hingga menjadi gangguan makan yang disebut orthorexia nervosa.

Dilansir dari US News & World Report, orthorexia nervosa yaitu obsesi yang berlebihan terhadap makanan sehat yang seringkali berujung pada kekurangan gizi dan mengganggu fungsi organ.

Istilah ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1997 untuk menggambarkan diet yang sangat membatasi dengan fokus pada kualitas nutrisi daripada kuantitas seperti kebanyakan diet lainnya.

Kondisi ini dapat menjadi kerugian bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Kemampuan mereka untuk hidup dan menikmati hidup terhambat oleh batasan yang diberlakukan oleh aturan diet yang sangat ketat.

Aturan-aturan diet pengidap orthorexia nervosa akan semakin mengganggu aspek-aspek lain dalam hidup mereka dan kemampuan mereka untuk pergi dan menikmati kegiatan sosial secara bebas, seperti makan malam dengan teman-teman atau pesta liburan.

"Orthorexia pada umumnya mempengaruhi orang dewasa dan lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria, tetapi perbedaan gender dalam kondisi ini lebih sedikit dibandingkan dengan gangguan makan lainnya," hal tersebut sebagaimana diungkapkan Dr. Tom Hildebrandt, seorang profesor psikiatri dan kepala Center of Excellence in Eating and Weight Disorders di Mount Sinai di New York City.

Gejala Orthorexia

Mengenali perbedaan antara disiplin dalam memilih makanan dengan orthorexia bisa sulit jika Anda tidak tahu apa yang harus dicari. Berikut ini beberapa gejala Orthorexia:

●        Obsesi berlebihan terhadap makanan sehat, nutrisi, dan pola makan.

●        Ketakutan akut terhadap makanan yang dianggap tidak sehat dan menghindari makanan tersebut dengan tegas.

●        Kecemasan ekstrem saat dihadapkan pada kemungkinan untuk menyimpang dari diet mereka.

●        Selalu memeriksa bahan-bahan dan label nutrisi.

●        Tingkat stres dan kegelisahan tinggi ketika makanan yang mereka anggap "aman" tidak tersedia.

●        Secara progresif menghilangkan kelompok makanan, seperti semua karbohidrat atau semua produk susu.

●        Khawatir berlebihan tentang makanan yang disajikan dalam situasi sosial yang berujung pada menghindari situasi sosial.

●        Menghindari makanan yang disiapkan oleh orang lain dengan asumsi makanan tersebut tidak akan memenuhi standar sehat yang telah mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri.

●        Memiliki minat yang tidak biasa terhadap pilihan makanan orang lain.

●        Mengikuti dengan antusiasme beberapa makanan, makanan sehat, atau pengaruh gaya hidup sehat dari blogger atau influencer online.

Gejala Orthorexia (unsplash)

Cara Penanganan Orthorexia Nervosa

Menurut National Eating Disorder Association, tidak ada pengobatan khusus yang dikembangkan untuk orthorexia.

Meskipun demikian, banyak ahli beralih ke terapi yang umum digunakan untuk mengobati anoreksia dan gangguan obsesif-kompulsif, termasuk terapi eksposur, terapi perilaku kognitif, dan terapi perilaku kognitif yang ditingkatkan.

Beberapa terapi akan dikembangkan khusus untuk pasien penderita gangguan makan dan berfokus pada mengatasi dan memodifikasi berbagai faktor yang mempertahankan perilaku tersebut.

"Ketika kami mengobati orthorexia, kami mencari (cara) untuk meningkatkan tingkat fleksibilitas, bukan mengubah keyakinan itu sendiri," kata Hildebrandt. "Misalnya, jika Anda seorang vegan dan Anda memiliki sistem keyakinan yang mendukung menjadi seorang vegan, apa yang dilakukan oleh terapis adalah mencoba meningkatkan fleksibilitas seputar hal itu."

Pada akhirnya, dengan diagnosis dan perawatan yang tepat, para terapis dapat membantu orang dengan orthorexia memulihkan hubungan yang sehat dengan makanan.

"Anda dapat membuat keputusan untuk makan makanan yang konsisten dengan keyakinan Anda tanpa mengalami stres dan rasa bersalah," tambah Hildebrandt.

Selain apa itu orthorexia nervosa, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi