Penyebab Anak Penakut dan Cengeng yang Perlu Diketahui Serta Penanganannya

| 07 Sep 2024 19:58
Penyebab Anak Penakut dan Cengeng yang Perlu Diketahui Serta Penanganannya
Ilustrasi anak sedang menangis. (Ba Phi/Pexels)

ERA.id - Rasa takut atau cemas yang dirasakan oleh anak-anak tentunya merupakan hal yang wajar. Namun, setiap orang tua harus waspada jika anak terlihat merasakan ketakutan dan sifat cengeng yang berlebihan. Rasa takut yang berlebih dan tidak diatasi dengan baik akan berisiko menjadikan anak penakut saat dewasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui penyebab anak penakut dan cengeng.

Penyebab Anak Penakut dan Cengeng

Umumnya, anak mulai mengenal rasa takut terhadap sesuatu ketika usianya bertambah. Menurut Pengamat pendidikan dan psikolog anak, Endah Kurniadarmi, perkembangan emosional anak saat usia sekolah sangatlah tinggi. Hal ini mengakibatkan anak akan sering merasa takut, cemas, dan mengalami perubahan emosi yang kurang stabil.

Dalam tahap ini, imajinasi anak sedang dalam tahap tinggi, tetapi pengolahan logika belum terbentuk dengan baik. Sehingga, anak akan merasakan kesulitan dalam memahami hal dengan kondisi wajar atau sesuatu yang di luar jangkauan akal sehatnya.

Namun, ketakutan atau cemas yang ditimbulkan kondisi ini bisa diatasi dan dihilangkan dengan pendampingan dari orangtua. Dengan demikian, anak akan merasa nyaman. Manfaat lainnya, anak akan menerima kasih sayang dari orangtuanya.

Ilustrasi. (Pixabay)

Rasa takut dan cemas dapat hilang ketika anak mendapatkan cinta dan kasih sayang sepenuhnya dari orangtua. Namun, jika hal tersebut sudah diberikan, tetapi anak masih sering merasakan ketakutan atau cemas berlebihan dalam kondisi khusus, sebaiknya jangan anggap remeh kondisi ini.

Penyebab lain anak sering merasa takut juga bisa disebabkan kondisi agoraphobia. Kondisi ini dialami sebagai rasa takut dan cemas yang berlebihan pada suatu situasi tertentu. Selain pada gelap atau hewan tertentu, umumnya anak yang mengalami kondisi agoraphobia pun bisa mengalami rasa takut pada hal lain. Sebagai contoh, keramaian, tempat tertutup, atau ruang publik.

Ada beberapa faktor risiko yang bisa menjadikan seorang anak mengalami agoraphobia, misalnya:

  • Mengalami gangguan kesehatan mental.
  • Kondisi trauma.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi agoraphobia.
  • Memiliki sifat mudah cemas dan gugup.

Gejala Agoraphobia

Pada umumnya, anak yang sering merasa takut akan perlahan-lahan pulih saat anak kembali merasakan kenyamanan. Berbagai hal dapat dilakukan orang tua agar anak kembali nyaman. Mulai dari menemani anak, melakukan hal menyenangkan seperti hobi, dan memeluknya.

Namun, saat anak mengalami agoraphobia, ada beberapa gejala yang umumnya dialami anak, misalnya detak jantung yang menjadi lebih cepat, nyeri dada, keringat berlebihan, nyeri pada telinga, dan gemetar. Selain itu, gejala kognitif akan dialami anak, misalnya merasa sangat malu, takut, dan kehilangan fokus atau pikiran jernih saat dihadapkan oleh suatu hal yang menjadikannya takut.

Bagaimana Cara Menangani Agoraphobia?

Apakah penanganan agoraphobia sama dengan cara mengatasi ketakutan pada anak? Tentunya hal ini membutuhkan penanganan yang berbeda. Agoraphobia memerlukan terapi perilaku untuk membantu anak mengontrol ketakutan dan cemas berlebihan yang dirasakan.

Selain itu, orang tua juga bisa membantu anak menjalani gaya hidup sehat agar rasa takut dan cemas yang dialami bisa berkurang. Dilansir dari Cleveland Clinic, orang tua bisa mengajak anak untuk menjalani pola makan teratur dan sehat, rutin berolahraga, dan melakukan teknik pernapasan yang baik agar rasa takut dan cemas berlebihan dapat berkurang.

Demikianlah ulasan tentang penyebab anak penakut dan cengeng yang bisa kita ketahui dan ditangani dengan baik. Semoga informasi ini bermanfaat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi