ERA.id - Tidak semua masyarakat Indonesia memiliki asuransi, baik asuransi kesehatan maupun jenis lainnya. Lalu, mengapa banyak orang tidak memiliki asuransi?
Sebagian besar orang tidak memiliki asuransi karena alasan ekonomi atau keuangan. Namun, ada pula masyarakat yang memiliki alasan berbeda.
Alasan Banyak Orang Tidak Memiliki Asuransi
Sebagian pihak menilai asuransi sebagai hal yang penting sebagai persiapan menghadapi hal-hal tak terduga ke depan. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki asuransi.
Data survei Populix per awal 2023 menunjukkan bahwa sekitar 33% responden di Indonesia tidak memiliki asuransi. Survei tersebut dilakukan terhadap 1.041 responden di berbagai wilayah Indonesia pada 6—7 Januari 2023.
Dari jumlah tersebut, ada 348 responden mengaku tidak punya asuransi. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi orang-orang tersebut tidak memiliki asuransi.
Sebagaian besar responden tak punya asuransi karena tak punya uang untuk membayar presmi. Dari total responden yang tak punya asuransi, jumlahnya mencapai 57%.
Kemudian, sebanyak 29% responden yang tak punya asuransi menganggap premi asuransi terlalu mahal. Selanjutnya, 25% responden tak punya asuransi karena tak tahu manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari asuransi.
Selanjutnya, sebanyak 22% responden tak punya asuransi karena tak membutuhkannya. Kemudian, sebanyak 19% responden tak punya asuransi karena mendengar atau mengetahui pengalaman buruk soal layanan asuransi. Terakhir, alasan orang tak punya asuransi adalah prosedur yang rumit, dengan total 18% responden.
Peningkatan Ketertarikan terhadap Asuransi
Meski masih banyak orang yang tak punya asuransi, data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat masyarakat terhadap asuransi jiwa. Hal tersebut berdasarkan peningkatan total konsisten tertanggung, baik individu maupun kumpulan.
Menuut Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan GCG (Regulasi didalamnya) Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Fauzi Arfan, hingga Maret 2023 terdapat dari 12 juta lebih penambahan pada total tertanggung.
“Sampai dengan akhir kuartal I 2023 industri asuransi jiwa telah melindungi 29,74 juta tertanggung perorangan dan 57,80 juta tertanggung kumpulan. Jika dibandingkan dengan pencapaian pada kuartal I 2022, secara keseluruhan terdapat lebih dari 12 juta penambahan tertanggung, atau meningkat sebesar 16,6%. Tentunya penambahan ini bukan angka yang sedikit. Amanah ini harus dijaga dan dipertanggung jawabkan industri melalui pelayanan yang menyeluruh bagi tertanggung dan pemegang polis,” terang Fauzi, dilansir situs resmi AAJI.
Peningkatan minat terhadap produk-produk asuransi jiwa, terutama produk asuransi jiwa tradisional, turut berdampak terhadap peningkatan pertanggungan asuransi kesehatan. Peningkatan aktivitas masyarakat untuk mendapatkan perawatan medis juga meningkatkan angka klaim asuransi kesehatan.
“Dilihat dari perolehan premi, produk yang memiliki pertanggungan asuransi kesehatan tercatat meningkat. Sampai dengan Maret 2023, pendapatan premi untuk asuransi kesehatan berjumlah Rp 5,28 triliun meningkat 22% jika dibandingkan dengan periode tahun 2022?. Sementara untuk klaim asuransi kesehatan, sampai Maret 2023 mencapai Rp 4,6 triliun dengan peningkatan mencapai lebih dari 38%. Pertumbuhan angka klaim yang lebih cepat ketimbang angka preminya menjadikan rasio premi dengan klaim untuk produk asuransi kesehatan menjadi menurun,” jelasnya.
Itulah berbagai informasi mengenai alasan banyak orang tidak memiliki asuransi. Untuk mendapatkan info menarik lainnya, ikuti terus berita terbaru Era.id.