ERA.id - Salah satu masalah kulit yang bisa dialami oleh banyak orang, terutama wanita, adalah jerawat hormonal. Ini adalah jerawat yang muncul akibat perubahan hormon di dalam tubuh. Cara mengatasi jerawat hormonal perlu Anda ketahui agar tidak mengganggu kepercayaan diri.
Perubahan hormon biasanya terjadi saat seseorang berada pada fase pubertas. Namun, jerawat hormonal tetap bisa muncul meski seseorang telah masuk fase dewasa. Dilansir Healthline, perubahan hormon umum terjadi pada wanita, terutama akibat perubahan hormon saat haid dan menopause.
Penyebab Jerawat Hormonal
Istilah jerawat hormonal sebenarnya tidak ada dalam dunia medis. Dikutip dari Medical News Today, para pakar menyatakan bahwa hormon bukan faktor utama penyebab jerawat, tapi ketidakseimbangan hormon bisa memicu munculnya jerawat pada orang dewasa.
Peningkatan produksi hormon testosteron saat pubertas nosa meningkatkan produksi minyak kulit. Kulit yang menghasilkan minyak berlebih sangat cocok jadi tempat pertumbuhan jerawat.
Ada beberapa jenis hormon yang bisa memicu munculnya hormon. Pada wanita, jerawat juga bisa muncul akibat perubahan hormon selama masa kehamilan, menstruasi/haid, dan menopause.
Turunnya kadar estrogen menjelang menopause mampu meningkatkan risiko munculnya jerawat. Saat hormon estrogen berada di titik kritis, rasio hormon baru bisa memicu kelenjar minyak aktif sehingga kulit mudah ditumbuhi jerawat.
Ciri-Ciri Jerawat Hormonal
Jerawat bisa terjadi akibat beberapa faktor. Lalu apa tanda jerawat yang muncul akibat perubahan hormon? Dilansir Self, berikut adalah ciri-ciri jerawat hormonal.
-
Kemunculan jerawat setelah masa remaja
Saat seseorang masuk usia 20-an, perubahan hormon sangat aktif. Namun, usia bukanlah patokan berhentinya pertumbuhan jerawat. Jerawat yang muncul akibat hormon bisa dialami oleh orang berusia 20 hingga 49 tahun.
-
Tempat tumbuhnya jerawat adalah area bawah wajah
Jerawat pada masa pubertas biasanya muncul di zona-T, seperti dahi, hidung, dan dagu. Sementara, jerawat akibat perubahan hormon pada orang dewasa muncul di area area wajah, seperti pipi, dagu, sekitar rahang, dan kadang leher.
-
Sebulan sekali muncul
Kemunculan jerawat hormonal berkaitan dengan siklus hormon manusia, misalnya siklus haid. Jerawat ini juga bisa dialami wanita yang mengalami perubahan hormon estrogen dan progestero jelang menopause. Jerawat hormonal biasanya muncul di area yang sama setiap bulan. Namun, ada pula orang yang memiliki jerawat di tempat berbeda tergantung area dengan minyak tersumbat di pori kulit.
-
Jerawat terasa sakit
Benjolan jerawat hormonal biasanya berupa kista yang terasa menyakitkan. Kista tersebut bisa berubah jadi benjolan di bawah permukaan kulit yang empuk saat disentuh. Jerawat jenis ini juga kadang muncul berulang di tempat yang sama sehingga terjadi jerawat kronis yang butuh penanganan khusus.
Cara Mengatasi Jerawat Hormonal
Perubahan hormon di dalam tubuh tak bisa diubah atau dihentikan. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi jerawat hormonal.
- Rutin mencuci wajah, minimal dua kali per hari dan setelah berkeringat.
- Pembersihan wajah dilakukan dengan sabun atau pembersih yang berbahan ringat dan air hangat, bukan air panas.
- Jangan gunakan scrub kasar untuk membersihkan wajah.
- Jangan menggosok, mengelupas, atau mengikis jerawat agar tidak terjadi peradangan.
- Hindari penggunaan riasan berat. Gunakan produk perawatan wajah berbasis air dan nonkomedogenik.
- Hindari tempat berkelembaban tinggi pemicu keringat berlebih (jika memungkinkan.
Obat jerawat untuk jerawat hormonal perlu disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Jerawat yang tingkat keparahannya ringan bisa diobati dengan krim antijerawat yang dijual di toko atau apotek. Jika ingin menghilangkan jerawat dengan bahan yang lebih alami, pilih produk yang mengandung tea tree, alpha hydroxy acid (AHA), atau teh hijau.
Itulah berbagai hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi jerawat hormonal. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus Era.id.