ERA.id - Penderita diabetes mungkin merasa khawatir jika ingin menjalani ibadah puasa selama Ramadan. Pasalnya, ada kekhawatiran tersendiri terkait dengan kadar gula darah saat berpuasa yang memerlukan perhatian khusus bagi diabetisi.
Misalnya pada diabetisi (penderita diabetes) dengan risiko penurunan gula darah yang tinggi atau memiliki sakit infeksi yang berat.
Menurut dr. Melisa Diah Puspitasari, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital Bekasi, mereka tidak disarankan untuk berpuasa.
Sedangkan bagi diabetisi dengan gula darah yang terkendali dapat berpuasa dengan aman. Kendati demikian, sebaiknya perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dulu untuk penyesuaian pola makan atau obat yang dikonsumsi.
Tips puasa bagi penderita diabetes
Berikut beberapa tips untuk penderita diabetes yang dapat membantu menjalani ibadah puasa Ramadan dengan lancar.
1. Pastikan asupan nutrisi yang tepat
Bagi diabetisi, pemilihan makanan dan pemantauan kadar gula darah adalah kunci penting agar ibadah puasa dapat berjalan dengan lancar dan tetap menyehatkan.
Dalam keadaan normal, diabetisi dianjurkan untuk makan 3 kali porsi besar dan 2-3 kali porsi kecil dalam sehari untuk menjaga kadar gula darah.
Jumlah ini bisa berkurang selama bulan puasa. Artinya, jenis makanan yang dipilih harus benar-benar diperhatikan.
Jika sudah mendapatkan panduan pola makan dari dokter untuk hari-hari biasa, terapkan hal serupa pula saat puasa dengan sedikit menggeser waktu makan siang tentunya.
Asupan nutrisi yang harus selalu ada dalam porsi makan sewaktu sahur dan berbuka adalah:
- Karbohidrat kompleks tinggi serat, seperti nasi merah atau pasta gandum utuh
- Buah dan sayur untuk asupan serat
- Protein rendah lemak, seperti daging tanpa lemak dan dada ayam tanpa kulit
- Pilihlah jenis makanan yang punya indeks glikemik rendah
2. Selalu memantau kadar gula darah saat berpuasa
Sebenarnya, tanpa berpuasa, diabetisi punya risiko yang lebih tinggi terhadap hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Risiko ini akan meningkat ketika berpuasa. Itu sebabnya, diabetisi yang berpuasa perlu melakukan pemantauan kadar gula darah yang lebih sering dibandingkan waktu tidak berpuasa.
Memantau kadar gula darah secara berkala juga dapat membantu menentukan apakah bisa melanjutkan puasa atau harus membatalkannya.
Selain itu, kita juga bisa mengevaluasi pilihan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa.
3. Kapan diabetisi harus membatalkan puasa?
Apabila mengalami gejala hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) seperti gemetar, keringat dingin, disorientasi, mengantuk dan mual, pasien harus segera membatalkan puasa.
Selain itu, disarankan juga harus membatalkan puasa jika dalam pengecekan didapatkan kadar gula darah
Kurang dari 70 mg/dl
Lebih dari 300 mg/dl
"Kita bisa mengonsumsi minuman manis atau makanan tinggi gula sebagai pertolongan pertama hipoglikemia," kata dokter Melisa.
4. Pantangan penderita diabetes saat puasa
Pantangan makanan dan minuman untuk diabetisi, baik saat berpuasa ataupun tidak sebenarnya sama saja. Saat puasa, penderita diabetes perlu menghindari makanan dan minuman tinggi gula saat sahur dan berbuka puasa serta menghindari makanan tinggi lemak.
Kalaupun tetap ingin mengkonsumsi sebaiknya dalam porsi yang sedikit.
Makanan dan minuman yang dianjurkan oleh orang diabetes saat berbuka puasa dan sahur, antara lain harus memiliki kriteria berikut: tinggi serat, rendah lemak, rendah gula atau karbohidrat dan indeks glikemik rendah.
5. Aturan minum obat diabetes saat puasa
Selama berpuasa sebaiknya pasien diabetes perlu berdiskusi dengan dokter terkait obat yang harus dikonsumsi.
Biasanya, dokter dapat mengubah atau menggeser jadwal minum obat. Dokter juga mungkin akan melakukan penyesuaian dosis insulin saat berpuasa.