4 Jenis Teh yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan

| 12 Apr 2024 18:30
4 Jenis Teh yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan
Ilustrasi minuman teh yang bisa bantu menurunkan berat badan (Unsplash)

ERA.id - Selain air putih, salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia adalah teh. Minuman ini memiliki beberapa manfaat kesehatan. Salah satu manfaat teh adalah efektif menurunkan berat badan

Teh mengandung senyawa yang meningkatkan kesehatan yang dikenal sebagai polifenol. Polifenol memiliki sifat antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas.

Selain menurunkan berat badan, minum teh memiliki keuntungan lainnya:

- Peningkatan kesehatan kardiovaskular karena kemampuan polifenol untuk memperbaiki seperti tekanan darah dan kolesterol LDL (jahat) .

- Mengurangi risiko diabetes tipe 2 .

- Mengurangi risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara, paru-paru, dan prostat.

- Menurunkan risiko artritis reumatoid .

- Peningkatan perlindungan terhadap gangguan neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson.

Jenis teh yang bisa bantu menurunkan berat badan

Dilansir dari laman Forbes Health, Kylie Churnetski, ahli diet, fitness dan health coach mengatakan beberapa penelitian menunjukkan jenis teh tertentu dapat membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan metabolisme.

"Dibandingkan minuman seperti soda dan minuman berenergi, minum teh adalah kebiasaan yang lebih sehat," kata Kylie Churnetski.

Penelitian menunjukkan seringnya konsumsi minuman manis dikaitkan dengan penambahan berat badan dan penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Namun, konsumsi gula yang berlebihan bukanlah penyebab langsung dari kondisi kesehatan tersebut.

Meskipun teh adalah alternatif yang lebih sehat, bukan berarti meminumnya akan langsung membantu menurunkan berat badan. Berikut 4 jenis teh yang paling sering dikaitkan dengan penurunan berat badan, dan cara kerjanya di tubuh.

1. Teh hijau

Teh hijau berasal dari tanaman yang sama dengan teh putih, oolong, dan hitam. Ini diproduksi dengan cara mengukus, menggoreng dan mengeringkan daun teh. 

Teh hijau mengandung polifenol epigallocationchin-3 gallate (EGCG) tingkat tinggi. Teh hijau dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker. Bukti menunjukkan bahwa minum teh hijau dapat meningkatkan termogenesis (energi yang dikeluarkan setelah makan) dan merangsang pembakaran lemak.

Tinjauan tahun 2018 tentang efek polifenol teh terhadap penurunan berat badan menemukan bahwa kombinasi katekin dan kafein dalam teh hijau tampaknya memiliki dampak kecil. Namun menguntungkan pada penurunan berat badan dan tetap langsing.

"Suplementasi ekstrak teh hijau juga dapat membantu menurunkan berat badan," kata Kylie Churnetski.

Dalam uji coba terkontrol secara acak tahun 2018 di BMC Complementary and Alternative Medicine, ekstrak teh hijau terbukti meningkatkan kadar leptin dan menurunkan kolesterol LDL pada wanita yang hidup dengan banyak kelebihan berat badan dan obesitas. 

Leptin adalah hormon yang terlibat dalam pengaturan nafsu makan, keseimbangan energi, dan ketidakteraturan leptin dikaitkan dengan berbagai kondisi, seperti obesitas. 

Selain itu, penelitian tentang efek teh hijau pada penderita obesitas menunjukkan mengonsumsi teh hijau dalam bentuk minuman atau kapsul dapat membantu menurunkan indeks massa tubuh (BMI) dan lingkar pinggang, serta meningkatkan biomarker inflamasi.

Menurut sebuah studi kecil tahun 2017 di International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism menyebut konsumsi teh matcha, yaitu teh yang terbuat dari bubuk daun teh hijau dapat membantu pembakaran lemak saat berolahraga. Namun, para peneliti mencatat bahwa teh hijau berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. 

2. Teh putih

Sama seperti teh hijau, teh putih tidak difermentasi, artinya teh belum teroksidasi karena daunnya terkena udara dan kelembapan dalam waktu lama. 

Dibandingkan dengan jenis teh utama, teh putih tidak termasuk teh herbal. Teh putih umumnya memiliki kandungan kafein paling sedikit tetapi lebih banyak polifenol, termasuk katekin.

Scientific Chronicles tahun 2022 menyimpulkan kandungan polifenol yang kaya dalam teh putih, khususnya katekin. Teh putih berkontribusi terhadap manfaat kesehatan, termasuk potensi membantu penurunan berat badan. 

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan menggabungkan konsumsi teh putih dengan olahraga dapat menyebabkan penurunan BMI, kolesterol LDL, kadar trigliserida, sekaligus meningkatkan kolesterol HDL (baik).

Minum teh putih satu jam sebelum berolahraga dapat membantu meningkatkan pembakaran lemak pada individu yang menderita obesitas. Namun, para peneliti menyimpulkan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengeksplorasi hubungan antara asupan teh putih dan manfaat kesehatannya secara keseluruhan.

Minumn teh
Minuman teh (Freepik)

3. Teh oolong

Teh oolong diproduksi dengan cara daun teh, memar, dan teroksidasi sebagian atau semi fermentasi. Akibatnya, teh oolong berada di tengah spektrum oksidasi antara teh hijau dan teh putih yang teroksidasi dan teh hitam teroksidasi penuh.

Dibandingkan dengan teh hijau, penelitian mengenai efek konsumsi teh oolong. Menurutnya, efektif menjaga berat badan masih lebih sedikit. Kylie Churnetski menyebut penelitian menunjukkan beberapa efek menguntungkan.

Dalam penelitian sebelumnya yang melibatkan para obesitas dan berat badan berlebih, minum teh oolong setiap hari menghasilkan sedikit penurunan berat badan. Dalam penelitian menunjukkan minum teh oolong dapat meningkatkan pembakaran lemak.

4. Teh hitam

Produksi teh hitam melibatkan proses layu, memar, penggulungan, dan oksidasi penuh daun teh. 

"Ada komponen dalam teh hitam yang dapat mendukung penurunan berat badan seperti kadar kafein yang secara alami merangsang metabolisme," ucap Kylie Churnetski.

Sebuah penelitian mengevaluasi efek teh hitam terhadap komposisi tubuh manusia. Mengonsumsi teh hitam secara teratur terbukti menghambat penambahan berat badan dan memperkecil lingkar pinggang. 

Studi lain pada tahun 2016 juga memuji kemungkinan manfaat teh hitam, khususnya polifenol. Polifenol dapat menghambat pencernaan, penyerapan lemak, serta menghambat proses obesitas dengan mengurangi stres oksidatif. 

Rekomendasi