ERA.id - Pandemi COVID-19 memunculkan persoalan baru pada kesehatan mental masyarakat. Pakar Kesehatan Jiwa UGM, Dr. dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.Kj., menyebutkan ada tiga persoalan besar kesehatan mental yang banyak muncul di tengah wabah virus corona saat ini.
"Pertama, pembatasan sosial atau social distancing dan kecenderungan mental yang rentan hingga rentan terjadi kekerasan dalam keluarga," tuturnya, Kamis (15/10/2020).
Ronny menjelaskan pembatasan sosial berpengaruh pada kesehatan mental sebab manusia harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Jika sebelum pandemi terbiasa berinteraksi langsung dengan orang lain, tetapi situasi saat ini menyebabkan seseorang tiba-tiba harus membatasi melakukan interaksi secara langsung.
Situasi ini bukanlah hal yang mudah, terlebih di tengah suasana yang penuh dengan ketidakpastian memunculkan rasa cemas, khawatir, ketakutan, stres, hingga depresi. Dengan kata lain kondisi mental menjadi lebih rentan atau labil.
Keadaan itu tak jarang memicu perilaku kekerasan di dalam keluarga.bPersoalan kedua, pandemi COVID-19 menjadikan penggunaan internet meningkat. Kebijakan pembatasan sosial membuat internet sebagai bagian penting dalam aktivitas masyarakat hingga menimbulkan adiksi/kecanduan. Ronny menyampaikan perilaku adiksi internet ini salah satunya karena seseorang mencari informasi terkait COVID-19.
- Angkat Bicara Pernikahan Rizki D'Academy, Kakak Nadya Mustika Sebut Keluarga Heran
- Putranya Barron Positif COVID-19, Trump Malah Menyarankan Sekolah di AS Dibuka Lagi
- Gatot Nurmantyo Disarankan Tempuh Praperadilan Terkait Penangkapan Petinggi KAMI
- Warga Beberapa Tempat di Aceh Rasakan Guncangan Lemah Gempa M 5,2
Selain adiksi terhadap internet, masalah ketiga di masa pandemi ini juga memunculkan fenomena kecanduan pada game online. Sebab, kondisi yang memaksa harus banyak beraktivitas di rumah menjadikan waktu untuk menyalurkan hobi bermain game online menjadi lebih banyak.
"Kalau ini berlangsung terus-menerus bisa mengakibatkan kelelahan, over atensi atau perhatian berlebihan terhadap sesuatu, dan menurunnya kesadaran terhadap stimulasi sekitar," jelas Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM ini.
Selain ketiga masalah yang muncul tersebut, kerentanan mental pada pasien yang telah sembuh dari COVID-19 juga menjadi persoalan besar dalam kesehatan mental di tengah pendemi ini. Hal tersebut terjadi karena masih adanya stigma atau pelabelan pada pasien di masyarakat. Stigma di masyarakat ini menjadikan pasien yang sembuh dari COVID-19 memiliki kekhawatiran yang lebih tinggi dibanding saat belum terpapar COVID-19.
Melihat masih banyaknya persoalan kesehatan mental di masyarakat, Ronny mengimbau kepada setiap individu atau masyarakat untuk menciptakan suasana yang ramah dan penuh kasih bagi sekitar. Pasalnya, hingga saat ini implusifitas atau perilaku berlebih-lebihan menjadi persoalan mental yang menonjol meskipun hal tersebut tidak disadari masyarakat.