ERA.id - Pandemi Covid-19 berdampak sangat luas terutama bagi banyak keluarga atau kelompok rentan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia mengkhawatirkan dampak pandemi COVID-19 pada status gizi dari mereka yang paling terdampak, terutama mereka yang dari keluarga miskin dan rentan.
Pada awal krisis, diperkirakan 2 juta anak balita di Indonesia mengalami wasting (gizikurang), 7 juta anak stunting (pendek) dan 2 juta lainnya kelebihan berat badan. Terlebih di masa pandemi ini, pemenuhan gizi sangat penting untuk menjag adaya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi berbagai penyakit.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, 95,5% penduduk di atas usia 5 tahun masih kurang makan buah dan sayur. Terlebih di saat pandemi ini, banyak keluarga yang terdampak secara ekonomi, tidak bisa menyediakan buah-buahan bagi anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
Mengamati hal tersebut, Founder Yayasan Waroeng Imaji, Ibu Veronika Tan menyampaikan, keluarga yang di tinggal rusun mayoritas adalah mereka yang bekerja di sektor informal dan sangat terdampak COVID-19. Bersama mitra ia membantu keluarga yang membutuhkan kecukupan gizi dan nutrisi.
"Sejak pandemi ini terjadi, kami telah membantu anak-anak rusun yang terdampak COVID-19 khususnya di bidang edukasi dan pemenuhan gizi anak bersama dengan banyak pihak. Kali ini kami menyambut baik inisiatif Sunpride karena sejalan dengan program yang tengah kami jalankan saat ini. Donasi akan kami sampaikan ke-7 rusun yang ikut serta dalam Operet Aku Anak Rusun 1 & 2," ungkap Veronika Tan dalam webinar bertajuk #SunprideBuatKebaikan baru-baru ini.
Chief Executive Officer PT Sewu Segar Nusantara (SSN), Cindyanto Kristian mengatakan, pihaknyae menyadari pentingnya nutrisi buah yang harus dikonsumsi tiap hari. Oleh karena itu, pihakny mengajak masyarakat untuk mengonsumsi buah setiap hari sekaligus ikut serta mendonasikan buah bagi mereka yang membutuhkan.
"Harapannya lebih banyak masyarakat yang mengonsumsi buah untuk menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit," tutupnya.