Komplikasi Memicu Kerusakan Mata, Cara Pengobatan Tepat Diabetes Retinopati

| 12 Dec 2020 07:15
Komplikasi Memicu Kerusakan Mata, Cara Pengobatan Tepat Diabetes Retinopati
Ilustrasi buta (Foto: Pexels/Wictor Cardoso)

ERA.id - Penyakit mata yang kerap dijumpai pada diabetes, yakni retinopati diabetik. Jika penyakit mata yang satu ini tidak ditangani dengan baik, maka bisa menyebabkan kerusakan, penurunan fungsi penglihatan, hingga kebutaan. 

Kebutaan karena faktor diabetes retinopati menempati posisi nomor lima yang menyebabkan 4,5 juta orang menjadi buta atau tunanetra. Tak hanya faktor keturunan, diabetes retinopati bisa terjadi pada diri sendiri. 

"Gangguan penglihatan ini merupakan angka kebutaan nomor lima. Tentu ini berdampak pada individu tersebut," ungkap dokter spesialis mata dari PERDAMI, Yeni D. Lestari melalui online media briefing PERDAMI dan Novartis pada Jumat (11/12/2020).

1 dari 10 orang memiliki tingkat Diabetes Retinopati yang mengancam penglihatan. Pada awalnya, diabetes retinopati tidak memberikan gejala apa pun. Namun, siapa sangka rupanya diabetes retinopati bisa menyebabkan kebutaan permanen. 

"Dapat menyebabkan kebutaan permanen, tapi jika ditemukan pada tahap dini, ini jadi usaha pencegahan kebutaan yang dapat diberikan. Orang dengan diabetes takut kehilangan penglihatan dan kebutaan lebih dari komplikasi lainnya," kata Dr. Yeni D. Lestari.

Selain itu, diabetes retinopati bisa dicegah dengan cara 3 tahap, yakni diabetes tanpa diabetes retinopati, diabetes retinopati ringan, dan VT diabetes retinopati.

Diabetes tanpa diabetes retinopati strategi yang bisa dilakukan dengan meningkatkan kesadaran, perubahan gaya hidup, pengobatan mengendalikan faktor resiko, dan skrining mata untuk mendeteksi dini diabetes retinopati.

"Sektor yang bertanggung jawab adalah kesehatan masyarakat, fasilitas kesehatan primer dan sektor lainnya. Tujuannya adalah untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes retinopati," ungkap Dr. Yeni D. Lestari.

Sementara, diabetes retinopati ringan bisa dilakukan dengan pengobatan untuk mengendalikan faktor resiko, skrining rutin untuk memantau perkembangan diabetes retinopati, dan kebijakan atau pedoman pengelolaan diabetes retinopati.

"Sektor bertanggung jawab adalah kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan primer. Tujuannya adalah mencegah perkembangan diabetes retinopati ke tahap yang mengancam penglihatan," tutur Dr. Yeni D. Lestari.

Terakhir, VT diabetes retinopati bisa dilakukan dengan ocular treatment dan rehabilitas pengelihatan. 

"Sektor bertanggung jawab adalah dokter spesialis, dan fasilitas kesehatan sekunder dan tersier. Hal ini untuk mencegah kebutaan, kembalikan pengelihataan dan tingkatkan kualitas pengelihatan," ujar Dr. Yeni D. Lestari.

Dokter Spesialis dari PERDAMI, Arief S Kartasasmita mengatakan ada beberapa pencegahan yang harus diterapkan seseorang agar terhindar dari penyakit diabetes retinopati. 

Bisa dengan menjaga asupan pola makan sehat dan beraktivitas rutin minimal 150 menit berjalan setiap minggu, memeriksa kadar gula darah beberapa kali dalam sehari dan memastikan kadar gula darahnya terkontrol.

Semakin lama pasien menyandang diabetes, maka semakin besar peluang terkena retinopati diabetik. Namun, jika gula darahnya terkontrol. Maka risiko terkena retinopati diabetik semakin rendah.

"Penyebabnya bisa dari sisi durasi diabetes biasanya di atas 10 tahun tergantung tipe, kontrol gula darah yang buruk, kolestrol, hipertensi, dan (pasien) tidak mau berobat," kata Arief.

Rekomendasi