ERA.id - Tak terasa, dalam hitungan jam akan memasuki puasa hari pertama di tahun 2021. Menuju puasa di tengah pandemi COVID-19 saat ini, tentu saja banyak orang yang khawatir akan daya tahan tubuh yang melemah karena asupan makanan yang berkurang.
Namun, tak perlu khawatir karena menurut penelitian berpuasa tidak mempengaruhi daya tahan tubuh sama sekali. Hal ini diungkapkan oleh pakar kesehatan sekaligus guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Ari Fahrial Syam.
Beliau mengungkapkan energi yang dikeluarkan oleh seseorang saat berpuasa berasal dari kandungan lemak dalam tubuh. Ini membuat kandungan protein pada tubuh tetap terjaga, sehingga tidak akan mempengaruhi daya tahan tubuh orang tersebut.
"Ternyata puasa kita yang 14 jam itu hanya lemak saja yang dihancurkan, tidak menghancurkan protein. Ini artinya tidak mempengaruhi daya tahan tubuh, tidak mempengaruhi performance tubuh secara keseluruhan," ujar Profesor Ari Fahrial Syam, saat webinar pada Senin (12/4/2021).
Lebih lanjut, Profesor Ari juga menyampaikan dengan kandungan lemak yang dipakai sebagai energi tubuh saat berpuasa akan sangat berpengaruh pada berat badan. Orang yang berpuasa bisa mengalami penurunan berat badan yang signifikan, jika mengonsumsi makanan yang sehat saat berbuka puasa dan sahur.
"Beberapa contoh (objek penelitian), beberapa parameter berat badannya itu berubah, tapi proteinnya tidak berubah. Lemaknya berubah, dan fatnya itu berubah," lanjut Profesor Ari Fahrial Syam.
Namun, beliau juga menyampaikan bahwa kondisi lemak yang digunakan tubuh sebagai energi ini hanya terjadi ketika berpuasa. Jika sudah tidak berpuasa, penggunaan gizi dalam tubuh untuk beraktivitas kembali seperti semula, sehingga lemak tidak akan berkurang secara drastis seperti puasa.
"Ini hal yang menarik. Setelah 28 hari penelitian itu, kita periksain lagi tuh, temen-temen yang jadi objek ini. Ternyata ya balik lagi, setelah lebaran balik lagi tuh. Fatnya seperti sedia kala, lemaknya seperti sebelumnya," tutup Profesor Ari Fahrial Syam.