Bunuh Imun Ditengah Pandemi, 7 Makanan Ini Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh

| 02 Jul 2021 08:04
Bunuh Imun Ditengah Pandemi, 7 Makanan Ini Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Daging dan kentang goreng (Foto: Pexels/Kasumi Loffler)

ERA.id - Daya tahan atau sistem imun tubuh memiliki peranan penting untuk melawan serangan penyakit dari luar. Terutama saat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini. Beberapa kebiasaan yang terasa lumrah, ternyata bisa menyebabkan daya tahan tubuh menurun.

Dilansir Healthline pada Kamis (1/7/2021), ada beberapa jenis makanan yang berpotensi menurunkan kadar imun tubuh rupanya masih kerap dikonsumsi. Sebaiknya, beberapa makanan ini dihindari terutama dimasa pandemi Covid-19. Berikut 7 makanan yang bisa menurunkan imunitas tubuh.

1. Gula berlebihan

Gula berlebihan (Foto: Pexels/Stan Kilgore)
Gula berlebihan (Foto: Pexels/Stan Kilgore)

Penelitian telah mengaitkan kadar gula darah tinggi dengan gangguan respons imun. Makanan yang secara signifikan meningkatkan gula darah, seperti yang tinggi gula tambahan, meningkatkan produksi protein inflamasi seperti tumor necrosis alpha (TNF-α), C-reactive protein (CRP), dan interleukin-6 (IL-6), semuanya yang secara negatif mempengaruhi fungsi kekebalan.

Terlebih lagi, kadar gula darah yang tinggi menghambat respons neutrofil dan fagosit, dua jenis sel kekebalan yang membantu melindungi dari infeksi. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak fungsi penghalang usus dan mendorong ketidakseimbangan bakteri usus, yang dapat mengubah respons kekebalan. Membatasi asupan makanan dan minuman manis dapat meningkatkan pengelolaan gula darah dan respons imun lebih baik.

2. Makanan asin

Makanan asin seperti keripik, frozen food, dan makanan cepat saji bisa mengganggu respons kekebalan tubuh, dan memicu peradangan jaringan dan meningkatkan risiko penyakit autoimun. Selain itu, makan terlalu banyak garam terbukti memperburuk penyakit autoimun yang sudah ada seperti kolitis ulserativa, penyakit Crohn, rheumatoid arthritis, dan lupus.

3. Makanan tinggi lemak omega-6

Salmon (Foto: Unsplash/Caroline Attwood)
Salmon (Foto: Unsplash/Caroline Attwood)

Tubuh membutuhkan lemak omega-6 dan omega-3 agar berfungsi. Beberapa makanan cenderung tinggi lemak omega-6 dan rendah omega-3. Ketidakseimbangan ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit dan kemungkinan disfungsi kekebalan.

Namun, hubungan antara lemak omega-6 dan respon imun rumit, dan dibutuhkan lebih banyak penelitian manusia. Terlepas dari itu, para peneliti merekomendasikan agar menjaga keseimbangan lemak omega-6 hingga omega-3 yang sehat, yang dianggap sekitar 1: 1 hingga 4: 1, untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Artinya, sangat dianjurkan makan lebih banyak makanan yang tinggi omega-3, seperti salmon, mackerel, sarden, kenari, dan biji chia, serta lebih sedikit makanan yang tinggi omega-6, seperti minyak kanola bunga matahari, minyak jagung, dan minyak kedelai.

4. Gorengan

Makanan yang digoreng tinggi dalam kelompok molekul yang disebut produk akhir glikasi lanjutan (AGEs). AEG terbentuk saat gula bereaksi dengan protein atau lemak selama pemasakan suhu tinggi, seperti saat menggoreng.

Jika kadarnya menjadi terlalu tinggi dalam tubuh, AGEs dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan sel. AGEs dianggap melemahkan sistem kekebalan dengan beberapa cara, termasuk dengan meningkatkan peradangan, mengganggu mekanisme antioksidan tubuh, menyebabkan disfungsi sel, dan berdampak negatif pada bakteri usus.

5. Daging olahan dan makanan gosong

Hotdog (Foto: Unsplash/Timoune Aracama)
Hotdog (Foto: Unsplash/Timoune Aracama)

Seperti makanan yang digoreng, daging olahan dan hangus mengandung AGE yang tinggi. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang menganalisis kandungan AGE dari 549 makanan menemukan bahwa bacon goreng, hot dog panggang, kulit paha ayam panggang, dan steak panggang memiliki kandungan AGE tertinggi.

Selain itu, asupan tinggi daging olahan dan daging gosong telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk kanker usus besar.

6. Makanan berlemak tinggi

Asupan lemak jenuh yang tinggi dapat menyebabkan peradangan, sehingga menghambat fungsi kekebalan, kerentanan terhadap infeksi dengan menekan sistem kekebalan dan fungsi sel darah putih, perubahan bakteri usus dan merusak lapisan usus, berpotensi meningkatkan infeksi dan risiko penyakit.

Para peneliti masih menyelidiki bagaimana asam lemak yang berbeda mempengaruhi sistem kekebalan, dan dibutuhkan lebih banyak penelitian pada manusia. Konon, makan makanan seimbang tinggi serat dan sumber lemak sehat kemungkinan merupakan cara yang baik untuk mendukung kesehatan kekebalan.

7. Makanan cepat saji

Burger (Foto: Unsplash/Junior REIS)
Burger (Foto: Unsplash/Junior REIS)

Makanan cepat saji telah dikaitkan dengan banyak hasil kesehatan yang negatif. Makan terlalu sering juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Makanan cepat saji juga dapat mengandung bahan kimia bis (2-ethylhexyl) phthalate (DEHP) dan diisononyl phthalate (DiNP), yang merupakan dua jenis ftalat. Phthalates dapat larut ke dalam makanan cepat saji, misalnya, melalui kemasan atau sarung tangan plastik yang dikenakan selama persiapan makanan.

Rekomendasi