ERA.id - Pada masa pandemi Covid-19, stres bisa muncul dengan mudah. Mengingat kita hanya dirumah saja, saat mulai stres, kamu yang suka melampiaskannya dengan travelling atau pergi ke spa kini jadi tak bisa. Apabila rasa stres tidak bisa dikontrol, maka akan berakibat fatal.
Maka dari itu, kita bisa mengatasi stres dengan cara-cara unik dan dilakukan mudah di rumah. Berikut 7 cara unik yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental, seperti dilansir dari Hello Sehat pada Rabu (25/8/2021).
1. Pasang senyum palsu
Walau terkesan sedikit memaksa, saran ini mungkin cukup baik sebagai cara menghilangkan stres dan telah dibuktikan oleh sebuah penelitian di Psychological Science tahun 2012. Memasang dunchene smile, jenis senyum lebar yang melibatkan otot-otot wajah sekitar mata. Bahkan, jika kamu berpura-pura, benar-benar dapat meningkatkan mood.
Tentunya hal ini dapat membantumu mengurangi stres ketika situasi sekitar membuat merasa kewalahan. Tersenyum lebar menghasilkan perubahan dalam aktivitas otak yang berhubungan dengan suasana hati yang lebih bahagia. Meskipun senyum yang kamu tunjukkan adalah palsu, jika kamu melakukannya di depan umum, suasana hari orang-orang di sekitarmu akan ikut membaik.
2. Elus-elus kucing atau anjing
Salah satu alasan mengapa anjing atau kucing dijadikan hewan terapi karena keduanya dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu untuk mencurahkan kasih sayang. Membelai, memeluk, atau menyentuh hewan penuh kasih dapat dengan cepat meningkatkan kadar serotonin dan dopamin. Kedua hormon tersebut berguna bagi tubuh untuk menenangkan pikiran dan otot.
Dengan cara inilah membuatmu akan menjadi lebih rileks dan stres akan menghilang. Ditemani hewan peliharaan, ternyata dapat meringankan rasa kesepian yang kamu rasakan. Contohnya anjing, hewan ini adalah stimulus hebat untuk membantu kamu memulai olahraga sehat, yang ternyata dapat meningkatkan mood, menekan depresi, serta menurunkan tekanan darah.
Selain itu, anjing yang dikenal sebagai sahabat manusia juga mampu memahami banyak kata-kata yang kita gunakan. Namun, mereka jauh lebih baik dalam menafsirkan nada suara, bahasa, dan gerak tubuh. Anjing juga mampu melihat jauh ke dalam isi hatimu untuk mengukur keadaan emosimu dan mencoba untuk memahami apa yang dipikirkan dan rasakan.
3. Berenang atau berendam air hangat di bak mandi
Sebuah studi asal Swedia yang dipublikasikan dalam International Journal of Management Stress menemukan bahwa mengambang di air memicu respons relaksasi tubuh, yang membantu menekan tingkat hormon pemicu stres. Penelitian tersebut membuktikan bahwa berenang mengurangi ketegangan dan rasa tertekan pada anak-anak usia 11 hingga 13 tahun.
Jika tak ada waktu untuk pergi ke kolam renang, berendamlah dalam bak kamar mandi, ditemani dengan lilin aromaterapi dan alunan musik lembut. Bisa juga dengan merendam kaki dalam air hangat yang dibubuhi minyak rempah atau aromaterapi. Penggunaan aromaterapi dapat menjadi cara unik dan sederhana untuk menghilangkan stres. Aroma tertentu, seperti lavender telah secara konsisten terbukti mengurangi tingkat stres.
4. Corat-coret di kertas
Gambar, tulisan, bahkan coretan tidak ada artinya pada secarik kerta bisa menjadi cara unik sekaligus sederhana bagi kamu untuk menghilangkan stres. Nah, inilah yang pernah menjadi tren kalangan remaja dan orang dewasa, umumnya dikenal dengan istilah doodling.
Doodling alias menggambar atau corat-coret di atas kertas dapat menjadi cara yang efektif untuk menenangkan pikiran yang semrawut saat berada di bawah tekanan dan melenyapkan kegugupan.
Bahan yang kamu butuhkan pun cukup sederhana, yaitu sebuah pulpen dan secarik kertas. Kamu bisa melakukan kegiatan ini saat bosan terperangkap dalam rapat mingguan, sedang berbicara melalui telepon, atau saat kamu sedang menggemeratakkan gigi akibat merasa cemas.
Kamu dapat menemukan buku khusus untuk doodling di toko buku, kemudian tinggal mempercantiknya dengan pensil warna, crayon, maupun spidol. Kegiatan ini tidak hanya menghilangkan ketegangan tapi juga meningkatkan konsentrasi dan kreativitas.
5. Kunyah permen karet
Keuntungan dari permen karet yang tak ada habisnya. Tidak hanya menyegarkan napas dan menekan kebiasaan ngemil, permen karet juga dapat mengurangi kecemasan dan depresi.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Andrew Scholey, Ph.D., peserta yang secara teratur mengunyah permen karet menunjukkan penurunan tingkat kecemasan, meningkatkan kewaspadaan, mengurangi stres, dan meningkatkan kemajuan multi-tasking.
6. Taris napas dalam-dalam
Mengambil napas dalam-dalam telah terbukti menurunkan kadar kortisol, yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Untuk memulainya, cobalah duduk dengan tenang, cari tempat yang sepi dan nyaman.
Kemudian, tutup matamu dan ambil napas melalui hidung. Kemudian, hirup dalam-dalam dalam dua hitungan. Tahan napas dalam satu hitungan, lalu buang napas perlahan, dalam empat hitungan. Jika hitungan 2 sampai 4 terasa terlalu cepat, panjangkan hitungan bernapas dalam 4 hitungan tarikan napas dan 6 hembusan keluar. Bisa juga dengan 6 tarikan napas dalam dan 8 hitungan hela napas, dan sebagainya.
Jika napas panjang justru semakin memicu kecemasan, jangan memaksakan. Hal yang paling penting, lebih panjangkan hembusan napas keluar dari tarikan napas. Atur timer dan bernapas dengan cara ini setidaknya selama lima menit agar Anda dapat melihat perbedaan dalam suasana hati.
7. Ibadah
Dr Roberta Lee, penulis buku berjudul The Super Stress Solution, dilansir dari Huffington Post, menuliskan “Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang lebih banyak menggunakan agama atau spiritualitas mereka untuk menghadapi beratnya kehidupan. Mereka lebih mampu mengatasi stres, lebih cepat sembuh dari sakit, dan mereka mengalami peningkatan manfaat kesehatan dan kesejahteraan pribadi mereka.”
Mengapa demikian? Beribadah memberikan waktu bagi diri untuk terkoneksi dengan Tuhan. Ya, ini memberikan ketenangan, meredakan kecemasan, serta membuatmu jadi lebih bersyukur. Selama menjalani semua proses tersebut, kamu membangun energi positif yang bisa menyingkirkan stres dan pikiran negatif yang memang merusak suasana hati.
Selain itu, menjadi orang yang religius menurut penelitian membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Sebagian besar agama mengatur umatnya untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan, misalnya tidak minum atau mengurangi alkohol dan selalu berpikiran positif. Kedua hal erat kaitan untuk mengelola stres.