Habbatussauda dan Madu Obat COVID-19? Ahli Herbal: Bantu Percepat Proses Pemulihan Pasien

| 04 Sep 2021 07:18
Habbatussauda dan Madu Obat COVID-19? Ahli Herbal: Bantu Percepat Proses Pemulihan Pasien
Habatussaudah

ERA.id - Tidak dapat dipungkiri jika obat herbal semakin dilirik masyarakat selama masa pandemi Covid-19.

Mereka meyakini herbal dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh, karena kandungan bahan alami di dalamnya.

Salah satu herbal yang dinilai efektif untuk membuat tubuh tetap bugar dan fit adalah madu dan habbatussauda (jintan hitam). Kombinasi madu dan habbatussauda juga terbukti efektif mempercepat proses pemulihan pada pasien Covid-19.

Herbal yang sudah digunakan sejak ratusan tahun ini dipercaya turun temurun. Efektivitas madu dan habbatussauda pun telah dibuktikan dengan studi in vitro yang dilakukan di Mesir.

Tim Edukasi Media Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Afifah K. Vardhani, M.Si, hingga saat ini belum ada protokol pengobatan yang efektif dalam mengelola infeksi Covid-19.

Namun, lanjut dia, beberapa herbal seperti habbatussauda terbukti memiliki potensi terapeutik terhadap infeksi virus, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan pada pasien Covid-19.

"Habbatussauda mengandung senyawa aktif utama yaitu thymoquinone yang memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antivirus, anti mikroba, dan imunomodulator," ungkap dr. Afifah dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

"Berdasarkan studi in vitro di Mesir, thymoquinone pada habbatussauda menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus SARS-CoV-2, serta mampu menghambat replikasi virus," sambungnya.

Lebih lanjut, dr. Afifah juga memaparkan bahwahabbatussauda juga teruji secara klinis dapat meningkatkan respons imun, mengurangi respons peradangan, serta membantu mengurangi efek samping dari konsumsi obat medis. Hal yang sama juga berlaku pada madu.

"Studi in vitro menunjukkan komponen chrysin, kaempferol, dan quercetin pada madu mampu menghambat masuknya virus ke sel inang dan menghambat replikasi virus," tuturnya.

"Uji praklinik ini juga menyebutkan bahwa chrysin dan kaemferol membantu menghambat peradangan pada paru-paru," imbuhnya.

Rekomendasi