5 Jenis Tantrum pada Anak dan Penyebabnya, Jangan Asal Bereaksi

| 25 Apr 2024 06:05
5 Jenis Tantrum pada Anak dan Penyebabnya, Jangan Asal Bereaksi
Ilustrasi anak tantrum (Freepik)

ERA.id - Anak yang tantrum dengan menangis atau mengamuk memang bikin orang tua pusing sendiri. Tantrum merupakan bagian dari perkembangan buah hati yang bisa diekspresikan oleh setiap anak. 

Namun tak jarang ketika anak tantrum, orang tua merasa sulit mengendalikan dan bingung harus berbuat apa. Tantrum bisa terjadi pada anak usia berapapun, mulai dari bayi hingga anak prasekolah, dan bahkan lebih tua. 

Kondisi tantrum anak seringkali muncul di saat-saat yang tidak terduga, seperti di tengah toko atau tempat perbelanjaan, di fasilitas umum, dan lainnya. Situasi ini tentunya sangat merepotkan dan mencuri perhatian banyak orang. Apalagi jika si kecil tidak kunjung tenang. 

Sebagai orang tua, Anda perlu tahu bahwa tantrum bukanlah perilaku yang disengaja atau bentuk manipulasi dari anak. Kondisi ini bisa dibilang sebagai cara si kecil mengekspresikan ketidaknyamanan atau kekecewaan. Ada beberapa jenis tantrum pada anak yang harus dipahami oleh orang tua.

Ilustrasi anak tantrum (Freepik)

Jenis-Jenis Tantrum pada Anak

Seberapa sering buah hati Anda ngamuk, menangis, hingga berguling-guling di lantai? Tidak sedikit orang tua yang langsung memarahi anak atau memaksa diam ketika si kecil tantrum. Padahal treatment seperti ini sebenarnya justru tidak disarankan dan bisa membuat kondisi tantrum bertambah parah. 

Perlu dipahami bahwa tantrum merupakan respons alami anak terhadap frustasi, kelelahan, atau kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhan atau emosinya. Berikut ini jenis-jenis tantrum yang dibedakan berdasarkan penyebabnya:

Tantrum Frustasi

Salah satu jenis tantrum yang umum terjadi adalah tantrum yang muncul karena anak merasa frustasi. Ini bisa terjadi saat mereka kesulitan melakukan sesuatu, seperti memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas. 

Misalnya, ketika anak sulit merakit puzzle atau tidak bisa menemukan mainan favoritnya. Anak-anak mungkin bereaksi dengan tantrum sebagai cara untuk mengungkapkan rasa frustasi.

Tantrum Kebiasaan

Beberapa anak mungkin mengalami tantrum sebagai bagian dari kebiasaan. Ini terjadi ketika tantrum menjadi respons otomatis terhadap situasi tertentu tanpa alasan yang jelas. 

Misalnya, seorang anak mungkin memiliki kebiasaan tantrum setiap kali dia harus berpisah dengan orang tua di tempat penitipan anak. Contoh lainnya ketika anak harus berbagi mainan dengan teman-temannya.

Tantrum Manipulatif

Tantrum manipulatif terjadi ketika anak menggunakan tantrum sebagai alat untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tantrum jenis ini juga bisa muncul ketika anak ingin menghindari sesuatu yang mereka tidak sukai. 

Anak-anak bisa belajar bahwa dengan tantrum, mereka bisa mendapatkan perhatian atau mendapatkan apa yang diinginkan. Ketika anak Anda tantrum, bisa jadi dia meminta barang atau ingin melakukan kegiatan tertentu.

Tantrum Sensorik

Beberapa anak mungkin mengalami tantrum sebagai respons terhadap rangsangan sensorik yang berlebihan atau tidak nyaman. Ini bisa terjadi ketika anak terpapar terlalu banyak suara, cahaya, atau sentuhan yang mereka anggap mengganggu atau tidak menyenangkan. 

Tantrum sensorik juga bisa muncul sebagai respons terhadap perubahan rutinitas atau lingkungan yang tidak biasa bagi mereka. Misalnya ketika anak diajak naik mobil untuk perjalanan jauh. Bisa saja karena lalu lintas yang padat dan suasana lingkungan yang berbeda akan membuat mereka tantrum.

Tantrum Kelelahan

Tantrum juga seringkali terjadi ketika anak merasa lelah atau kelelahan. Saat tubuh mereka lelah, anak-anak mungkin menjadi lebih mudah tersinggung dan sulit mengontrol emosi mereka. Tantrum kelelahan bisa terjadi di akhir hari atau setelah aktivitas fisik yang intens.

Demikianlah ulasan mengenai jenis-jenis tantrum pada anak yang wajib dipahami oleh orang tua. Mengetahui jenis-jenis tantrum pada anak dapat membantu orang tua untuk lebih memahami penyebabnya dan merespons dengan lebih efektif. Baca juga cara mengatasi perilaku agresif anak.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi