PM Ukraina Ancam Eropa: Tanpa Bantuan, Akan Ada 'Tsunami Migrasi'

| 23 Oct 2022 10:44
PM Ukraina Ancam Eropa: Tanpa Bantuan, Akan Ada 'Tsunami Migrasi'
Pengungsi yang menyelamatkan diri dari invasi Rusia di Ukraina di depan stasiun kereta di Lviv, Ukraina, Selasa (8/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Kai Pfaffenbach/FOC/djo

ERA.id - Setidaknya sekitar 8 juta warga negara Ukraina telah meninggalkan negaranya sejak Februari 2022, meskipun sebagian telah kembali ke Ukraina.

Perdana Menteri Ukraina Denis Shmygal mengancam Eropa dengan 'Tsunami Migrasi' atau migrasi penduduk besar-besaran jika mereka tidak mengirim sistem pertahanan udara.

Shmygal mengklaim bahwa Rusia ingin menciptakan krisis pengungsi di Eropa. "Karena jika tidak ada listrik, pemanas, atau air di Ukraina, ini dapat memicu tsunami migrasi baru," kata Shmygal dalam wawancaranya bersama Frankfurter Allgemeine Zeitung seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (23/10).

Pada Oktober ini, Rusia menargetkan serangan terhadap infrastruktur Ukraina sebagai balasan serangan teroris Kiev di Jembatan Krimea. Ukraina mengklaim setidaknya 30% dari pembangkit listriknya telah hancur.

Moskow berulang kali mengecam negara-negara barat yang memasok senjata ke Kiev. Moskow menegaskan bahwa mereka ikut andil dalam konflik, dan dengan membantu Ukraina, mereka semakin menambah ketegangan.

Selain itu, Rusia juga mencatat bahwa senjata yang dikirim dari Eropa ke Kiev digunakan untuk melawan warga sipil. Menurut Rusia, Kiev telah sering menargetkan warga sipil Donbass, yang mana Ukraina telah berperang selama delapan tahun melawan Republik Donetsk dan Lugansk.

Rekomendasi