Kasus Covid di Wuhan Naik Lagi, Diduga Gara-Gara Pasokan Babi

| 29 Oct 2022 16:30
Kasus Covid di Wuhan Naik Lagi, Diduga Gara-Gara Pasokan Babi
Petugas keamanan membuka blokade jalan di Kota Wuhan setelah status lockdown dicabut per 8 April 2020. (ANTARA/HO-GT/mii)

ERA.id - Penguncian wilayah (lockdown) kembali diterapkan di Wuhan hingga kawasan industri China di pantai timur Tibet. Dilansir dari Economic Times, lebih dari 900.000 orang di distrik Hanyang diperintahkan untuk tinggal di rumah hingga Minggu (30/10). Hal ini setelah kota di China tengah melaporkan 20 hingga 25 kasus baru setiap hari.

Pejabat pemerintah China mengatakan ada lebih dari 1.300 kasus virus corona baru secara nasional pada hari Jumat (28/10), tanpa kematian, dan sebagian besar kasus tanpa gejala. Jumlah itu masih terbilang rendah dibandingkan dengan ribuan kasus harian yang menutup Shanghai awal tahun ini. Namun, itu sudah cukup untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di China.

Menurut Nomura pada Kamis (27/10), 31 kota memberlakukan berbagai tingkat pembatasan yang mempengaruhi lebih dari 232 juta orang di daerah yang menyumbang sekitar 24,5% dari PDB China.

Meningkatnya kasus Covid diduga terkait dengan rantai pasokan babi regional. Karena itu, penjualan daging babi di beberapa wilayah di Wuhan juga dihentikan.

Menurut sumber media lokal, penghalang besi telah dipasang di distrik Jiang'an dan Qiaokou untuk membatasi pergerakan masyarakat. Berbagai bisnis dan lingkungan di wilayah lain yang terdapat kasus kontak dekat juga telah ditutup sementara waktu.

Minggu ini, pembatasan lebih lanjut diberlakukan di empat kota besar: Fuzhou, Zhengzhou, Datong, dan Xian, untuk mengendalikan wabah regional agar tidak meningkat.

Rekomendasi