5 Budaya Indonesia yang Pernah Diklaim Malaysia, Pengakuan UNESCO Dibutuhkan untuk Mempertahankannya

| 08 Nov 2022 19:04
5 Budaya Indonesia yang Pernah Diklaim Malaysia, Pengakuan UNESCO Dibutuhkan untuk Mempertahankannya
Pertunjukkan wayang kulit (antaranews)

ERA.id - Dalam beberapa tahun terakhir, ada sejumlah budaya Indonesia yang diklaim Malaysia. Hal ini tidak bisa diterima. Sebelumnya, mungkin budaya yang dipersengketakan tersebut memang kurang mendapat perhatian di negara asalnya, tetapi kalau mau dicuri tentu rakyat Indonesia tidak akan mau.

Waktu terus berjalan, klaim budaya Indonesia oleh si negara tetangga tak juga reda. Tak heran jika keharmonisan masyarakat Indonesia dan Malaysia tidak stabil. Akar budaya beberapa negara Asia Tenggara memiliki kemiripan, tetapi hal tersebut bukan alasan untuk mengeklaim budaya yang secara jelas dimiliki oleh negara lain. Dikutip Era dari Viva, berikut adalah beberapa budaya Indonesia yang pernah diklaim Malaysia.

Berbagai Budaya Indonesia yang Diklaim Malaysia

1. Wayang Kulit

Ini merupakan seni pertunjukkan tradisional yang sudah sejak lama ada di Indonesia, terutama Jawa. Warisan budaya Indonesia ini pernah diklaim oleh Malaysia sebagai bagian dari budaya mereka.

Salah satu sebabnya adalah adanya masyarakat Indonesia yang menetap di Malaysia kemudian membuat pertunjukan wayang. Meski Malaysia ingin mengambil kebudayaan Indonesia, UNESCO menetapkan wayang kulit sebagai warisan budaya Indonesia pada 27 November 2003. 

2. Batik

Ini merupakan kain yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat Indonesia. Dahulu, Malaysia juga pernah mengeklaim batik sebagai milik mereka. Mereka menyebut kesenian batik telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Malaysia sejak lama. Pemerintah Indonesia tidak terima dengan pernyataan tersebut kemudian mengirimkan nota keberatan kepada pemerintah Malaysia.

Indonesia kemudian mendaftarkan batik ke UNESCO pada 3 September 2008. Setahun berselang, tepatnya 2 Oktober 2009, UNESCO secara resmi mengakui bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia. 

3. Reog Ponorogo

Reog Ponorogo (antaranews)

Reog merupakan tarian tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Tak heran jika tarian ini disebut Reog Ponorogo. Dari penamaan saja sudah jelas, Ponorogo adalah kabupaten di Indonesia.

Namun, tarian ini juga pernah diklaim Malaysia. Hal tersebut terjadi pada tahun 2007. Tahun sudah berganti, beberapa waktu lalu tersebar kabar bahwa Malaysia berencana mengajukan Reog Ponorogo sebagai warisan dunia UNESCO milik Malaysia. Terkait hal tersebut, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia membantah bahwa Malaysia pernah mengeklaim Reog Ponorogo sebagai warisan budaya mereka. 

4. Lagu Rasa Sayange

Rasa Sayange merupakan lagu daerah yang ada di Indonesia. Lagu ini pernah diklaim oleh Malaysia. Lagu Rasa Sayange merupakan ciptaan Paulus Pea dari Maluku dan tercatat pada tahun 1958 di Lokananta, Solo.

Meski demikian, lagu ini pernah diklaim Malaysia melalui penggunan dalam iklan pariwisata Malaysia. Terkait hal tersebut, warganet asal Indonesia kemudian bereaksi. Ketegangan berhasil diredam oleh Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim. Secara resmi dia mengakui bahwa lagu Rasa Sayange adalah kebudayaan Indonesia.

5. Keris

Beberapa suku di Indonesia menggunakan keris sebagai senjata tradisional, misalnya suku Jawa. Namun, budaya asli Indonesia ini juga pernah diklaim oleh Malaysia sebagai milik mereka. Mereka percaya bahwa keris merupakan warisan budaya nenek moyang mereka.

Lagi-lagi, perdebatan masyarakat Indonesia dan Malaysia tak bisa dihindarkan. Kemudian, pada 25 November 2005 UNESCO secara resmi menetapkan bahwa Keris merupakan lambang budaya warisan milik Indonesia.

Selain 5 budaya tersebut, masih ada beberapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia sebagai milik mereka. Demi menghindari hal tersebut terjadi lagi, peran masyarakat Indonesia dan pemerintah mutlak dibutuhkan. Masyarakat harus mencintai dan merawat budayanya jika memang tidak ingin diakui oleh negara lain, sedang pemerintah tak cukup hanya dengan mencintai dan merawatnya. Pemerintah harus bergerak secara aktif untuk mematenkan budaya-budaya Indonesia.

Rekomendasi