ERA.id - Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab terjadinya tabrakan tiga kereta api di India yang menewaskan setidaknya 288 orang. Mereka menyatakan bahwa orang yang bertanggung jawab atas insiden itu tidak akan lolos dari hukuman seperti dilansir dari CNA, Minggu (4/6/2023).
Kecelakaan kereta api yang paling mematikan dalam lebih dari 20 tahun di negara tersebut menyisakan lokasi kecelakaan maut yang berlumuran darah, dengan gerbong kereta yang hancur dan beberapa terlempar jauh dari jalur rel.
Puing-puing menumpuk di lokasi kecelakaan yang terjadi pada Jumat (2/6/2023) malam dekat Balasore, di negara bagian timur Odisha.
Seorang peneliti bernama Anubhav Das, yang berusia 27 tahun dan berhasil selamat dari kecelakaan, menggambarkan pemandangan yang mengerikan, dengan tubuh-tubuh yang terluka parah dan seorang pria dengan lengan terputus yang putus asa dibantu oleh putranya yang juga terluka.
Meskipun masih ada kebingungan tentang kronologi kejadian, banyak laporan menyebutkan bahwa pejabat kereta api mengatakan ada kesalahan dalam sistem penunjuk arah yang membuat Kereta Ekspres Coromandal yang seharusnya menuju ke selatan dari Kolkata ke Chennai malah terarah ke jalur samping.
Kereta itu kemudian menabrak kereta barang. Imbasnya, kereta ekspres lain yang sedang melaju dari pusat teknologi India, Bengaluru, ke Kolkata dan sedang melintasi lokasi itu terguling.
Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi lokasi kecelakaan dan para penumpang yang terluka yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Ia menegaskan bahwa tidak akan ada yang terlepas dari tanggung jawab atas kejadian ini.
Ia juga berdoa agar semua bisa segera melewati momen sedih ini, seperti yang beliau sampaikan dalam wawancara di saluran penyiaran negara, Doordarshan.