ERA.id - Amerika Serikat mengaku mendapat informasi tentang keputusan pemerintah Rusia dengan pasukan militernya. AS menyebut Rusia akan mengeksekusi pasukan tentaranya bila tidak mematuhi perintah.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa Rusia akan langsung mengeksekusi pasukan tentaranya bila menolak ikuti perintah.
“Kami mendapat informasi bahwa militer Rusia sebenarnya mengeksekusi tentara yang menolak mengikuti perintah,” kata Kirby, dikutip Reuters, Jumat (27/10/2023).
Kirby juga mengaku pihak Amerika Serikat mendapat informasi tentang komandan Rusia yang memberi ancaman ke pasukannya. Ancaman ini berupa eksekusi ke seluruh unit bila mereka berusaha mundur dari tembakan artileri Ukraina.
“Kami juga mendapat informasi bahwa komandan Rusia mengancam akan mengeksekusi seluruh unit jika mereka berusaha mundur dari tembakan artileri Ukraina,” ungkap Kirby.
Perwakilan dari Kremlin, kementerian pertahanan Rusia, dan kedutaan Rusia untuk Amerika Serikat tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai masalah ini.
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, dalam komentarnya di aplikasi pesan Telegram, tidak merujuk pada tuduhan Gedung Putih tersebut.
Namun mengacu pada paket bantuan militer terbaru ke Ukraina sebesar 150 juta USD, Antonov mencap tindakan AS sebagai “tindakan provokatif dan menghasut di arena internasional yang lebih terlihat seperti menuangkan minyak ke dalam api” daripada mencoba meredakan konflik.
“Sudah lama sekali menghentikan aliran miliaran dolar ke rezim Kyiv yang bangkrut. Saatnya berhenti menunjukkan penghinaan total terhadap pendapat warga negara Anda sendiri dan ketidakpedulian terhadap semakin banyaknya korban yang meninggal akibat persenjataan Amerika,” kaya Antonov.
Para pejabat Ukraina mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukan Rusia mengabaikan kerugian besar dan terus berupaya merebut kota Avdiivka di Ukraina timur.
Amerika Serikat mengutuk keras invasi Rusia ke Ukraina dan telah memberikan bantuan yang signifikan kepada Kyiv.
Kirby mengatakan pasukan Rusia yang dimobilisasi tidak terlatih, tidak mempunyai perlengkapan, dan tidak siap untuk bertempur.
Dia mengatakan militer menggunakan “taktik gelombang manusia” dengan melemparkan sekelompok tentara yang kurang terlatih ke dalam pertempuran. Kirby mengatakan ancaman untuk mengeksekusi tentara tersebut adalah tindakan biadab.
"Saya pikir ini adalah gejala betapa buruknya pengetahuan para pemimpin militer Rusia tentang apa yang mereka lakukan dan betapa buruknya mereka menangani masalah ini dari sudut pandang militer," katanya saat itu.