Alasan Militer Israel Tembak Warga Sendiri di Gaza, Tuding Teroris dan Takut Nyawa Terancam

| 17 Dec 2023 16:30
Alasan Militer Israel Tembak Warga Sendiri di Gaza, Tuding Teroris dan Takut Nyawa Terancam
Israel tembak warga sendiri (instagram/idf)

ERA.id - Israel dilaporkan menembaki tiga warganya sendiri yang sedang dibawa untuk dijadikan sandera pada 16 Desember 2023. Tiga warga Israel itu disebut sudah mengibarkan bendera putih kepada militer Israel. 

Menurut seorang pejabat, seorang tentara melihat para sandera muncul puluhan meter dari pasukan Israel pada hari Jumat di Shejaiya, sebuah wilayah pertempuran sengit di Gaza utara di mana militan Hamas beroperasi dengan pakaian sipil dan menggunakan taktik penipuan.

“Mereka semua tidak mengenakan baju dan memegang tongkat yang dibalut kain putih. Tentara tersebut merasa terancam dan melepaskan tembakan. Dia menyatakan bahwa mereka teroris. Mereka (pasukan Israel) melepaskan tembakan. Dua (sandera) tewas segera," kata pejabat itu, dikutip Reuters, Minggu (17/12/2023).

Sandera ketiga yang terluka dan mundur ke gedung terdekat di mana dia meminta bantuan dalam bahasa Ibrani.

“Komandan batalion segera mengeluarkan perintah gencatan senjata, tapi sekali lagi terjadi tembakan lagi ke arah angka ketiga dan dia juga tewas,” kata pejabat itu.

“Ini melanggar aturan keterlibatan kami,” tambahnya.

Militer pada hari Jumat mengidentifikasi tiga sandera yang terbunuh di Shejaiya, pinggiran timur Kota Gaza, sebagai Yotam Haim dan Alon Shamriz, yang diculik dari Kibbutz Kfar Aza, dan Samer Al-Talalka, yang diculik dari dekat Kibbutz Nir Am.

Militan Hamas mengamuk di kota-kota Israel dan menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang pada 7 Oktober. Israel kemudian melancarkan serangan balik, yang menurut otoritas kesehatan Gaza hampir 19.000 orang dipastikan tewas.

Sekitar 300 orang menghadiri pemakaman Al-Talalka, pada hari Sabtu di kampung halamannya di Hura, di Israel selatan. Alaa Al-Talalka sepupu Al-Talalka mengatakan bahwa pihak keluarga tidak akan mencari tahu siapa dalang dari penembakkan itu.

“Kami tidak akan mulai menuding siapa yang bersalah dan siapa yang tidak. Ini bukan waktunya,” kata Al-Talalka.

“Keluarga hanya memikirkan bagaimana cara menghidupkan kembali para sandera. Ini adalah waktu yang tepat untuk meminta perang diakhiri,” sambungnya.

Lebih dari 100 sandera masih berada di Gaza, ditahan tanpa komunikasi meskipun ada seruan Israel untuk memberikan akses kepada Palang Merah.

Lebih dari 100 perempuan, anak-anak, remaja dan orang asing dibebaskan dalam kesepakatan yang dicapai pada akhir November. Lainnya telah dinyatakan meninggal oleh otoritas Israel.

Rekomendasi