Imbas Houthi Yaman Blokade Laut Merah, Pelabuhan Eilat Israel Alami Penurunan Aktivitas 85 Persen

| 22 Dec 2023 15:34
Imbas Houthi Yaman Blokade Laut Merah, Pelabuhan Eilat Israel Alami Penurunan Aktivitas 85 Persen
Pelabuhan israel (Dok: Istimewa)

ERA.id - Pelabuhan Eilat Israel mengalami penurunan aktivitas sebesar 85 persen sejak militan Houthi yang didukung Iran di Yaman meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Kelompok Houthi memainkan peran yang semakin besar dalam konflik di Timur Tengah, juga menembakkan drone dan rudal ke Israel dalam kampanye yang mereka katakan bertujuan untuk mendukung warga Palestina dalam perang Gaza, di mana Hamas juga didukung oleh Iran.

Eilat, yang terutama menangani impor mobil dan ekspor kalium yang berasal dari Laut Mati, ukurannya tidak seberapa dibandingkan dengan pelabuhan Mediterania Israel di Haifa dan Ashdod yang menangani sebagian besar perdagangan negara tersebut.

Namun Eilat, yang terletak berdekatan dengan satu-satunya titik akses pesisir Yordania di Aqaba, menawarkan Israel pintu gerbang ke Timur tanpa perlu melewati Terusan Suez.

Pelabuhan ini adalah salah satu pelabuhan pertama yang terkena dampak ketika perusahaan pelayaran mengubah rute kapal untuk menghindari Laut Merah setelah Houthi mengganggu jalur perdagangan utama melalui Selat Bab al-Mandab.

"Tanpa Bab al-Mandab, Anda menutup jalur pelayaran utama ke Pelabuhan Eilat. Oleh karena itu, kami kehilangan 85 persen dari total aktivitas”, kata CEO Gideon Golber kepada Reuters, Jumat (22/12/2023).

Amerika Serikat sejak itu mengumumkan inisiatif keamanan multinasional untuk melindungi jalur pelayaran penting tersebut.

“Kami masih memiliki sejumlah kecil kapal untuk mengekspor kalium, tapi saya yakin dengan tujuan di Timur Jauh mereka tidak akan lagi melakukan perjalanan ke arah itu. Jadi itu juga akan turun,” kata Golber.

"Sayangnya, jika ini terus berlanjut, kita akan mencapai situasi tanpa kapal di Pelabuhan Eilat," imbuhnya.

Menurut keterangan pejabat Israel, rute alternatif ini menempuh pelayaran di sekitar ujung selatan Afrika, sehingga memperpanjang perjalanan ke Mediterania selama dua hingga tiga minggu sehingga akan menambah biaya tambahan.

Golber mengatakan pihak pelabuhan akan berdiskusi dengan seluruh pihak terkait bagaimana menjaga kelangsungan operasional di Eilat, meski membutuhkan pemasukan. Meski begitu, dia yakin mereka akan menemukan cara untuk melakukannya.

“Jika Tuhan melarang, negara-negara koalisi dan Israel tertinggal dalam menemukan solusi bagi Houthi, sayangnya kita mungkin harus memberhentikan pekerja,” katanya, seraya menambahkan bahwa sejumlah kecil pekerja akan diperlukan untuk melayani setiap kapal yang tiba.

Rekomendasi