ERA.id - Dua pelaku perusakan karya seni milik Bangsky berhasil ditangkap pihak kepolisian. Karya seni yang ada di jalanan di tenggara London itu dirusak setelah dua jam dipasang.
Menurut laporan BBC, pria kedua telah ditangkap karena dicurigai melakukan pencurian dan pengrusakan setelah rambu jalan yang menampilkan karya seniman jalanan Banksy dicopot di tenggara London.
Karya seni tersebut, berupa tanda berhenti berwarna merah dengan tambahan tiga drone militer, diresmikan di Commercial Way, Peckham, pada hari Jumat.
Seorang pria berusia 20-an ditangkap pada hari Sabtu karena pelanggaran yang sama. Dia telah dibebaskan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Kepolisian mengatakan pria kedua yang ditangkap berusia 40-an dan masih ditahan.
Para saksi memfilmkan tanda itu diambil oleh seorang pria menggunakan pemotong baut dalam waktu satu jam setelah diautentikasi oleh Banksy ketika dia memposting foto di akun Instagram-nya.
Polisi Metropolitan melancarkan penyelidikan setelah menerima laporan pencurian dari Dewan Southwark.
“Kami mengetahui adanya rekaman yang dibagikan yang menunjukkan tanda tersebut telah dicopot,” kata kepolisian, seraya menambahkan bahwa siapa pun yang memiliki informasi tentang insiden tersebut atau keberadaan tanda tersebut harus menghubungi polisi.
Dalam sebuah video yang kemudian muncul di media sosial, seorang pria terlihat memegang sepeda sewaan Lime dengan mantap sementara pria kedua berdiri di atas sadelnya dan mengulurkan tangan untuk memotong karya seni tersebut dengan menggunakan pemotong baut.
Setelah melepaskannya dari tiang, dia kemudian berlari ke jalan dan menghilang dari pandangan.
Setelah karya seni tersebut dihapus, rambu lalu lintas baru dipasang oleh otoritas setempat pada hari Jumat untuk menghindari membahayakan orang.
Pengikut Instagram Banksy secara luas menafsirkan karya terbarunya sebagai seruan gencatan senjata di Gaza.
Seni drone serupa muncul di hotel Banksy's Walled Off di Bethlehem pada tahun 2017 yang menurutnya memiliki "pemandangan terburuk dibandingkan hotel mana pun di dunia", merujuk pada tembok kontroversial Israel di Tepi Barat.