ERA.id - Mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan tidak terima usia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan korupsi. Khan menyerukan balas dendam atas perilaku yang diterimanya.
“Anda harus membalas dendam atas setiap ketidakadilan dengan memberikan suara Anda pada 8 Februari,” kata Khan dalam sebuah pernyataan yang diposting di profil X-nya sebagai reaksi terhadap hukuman 10 tahun penjaranya.
“Katakan kepada mereka bahwa kami bukanlah domba yang dapat digiring dengan tongkat," sambungnya.
Mantan Perdana Menteri Pakistan dan istrinya dinyatakan bersalah atas kasus korupsi yang melibatkan hadiah yang diterimanya saat menjabat. Putusan tersebut dikeluarkan tepat seminggu sebelum pemilu nasional, dikeluarkan sehari setelah Khan dijatuhi hukuman penjara 10 tahun dalam kasus terkait membocorkan rahasia negara.
“Satu lagi hari menyedihkan dalam sejarah sistem peradilan kita, yang sedang dibongkar,” kata juru bicara partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang mendukung Khan, dikutip AFP, Rabu (31/1/2024).
Belum jelas apakah hukuman terhadap Khan akan dijalankan secara berturut-turut atau bersamaan setelah persidangan diadakan di dalam penjara tempat dia ditahan sejak penangkapannya pada bulan Agustus.
Namun pengacara Khan, Salman Safdar, mengonfirmasi bahwa dia telah dijatuhi hukuman bersama istrinya, Bushra Bibi, yang ditahan selama persidangan.
“Imran Khan dan Bushra Bibi telah dijatuhi hukuman. Bushra Bibi belum ditahan,” kata Safdar.
Pasangan ini menikah pada tahun 2018, beberapa bulan sebelum Khan terpilih sebagai perdana menteri. Bibi, seorang penyembuh iman yang bertemu Khan ketika dia mendekatinya untuk meminta bimbingan spiritual, jarang terlihat di depan umum.
Sekitar 127 juta warga Pakistan berhak memilih pada hari pemilu Kamis depan, dengan Khan dan PTI menjadi pusat perdebatan meski tidak mendapat sorotan.
Pemungutan suara telah dirusak oleh tuduhan kecurangan, dengan Khan dilarang mencalonkan diri karena tuduhan korupsi sebelumnya dan partainya akan dikenakan tindakan keras besar-besaran.
Sejak digulingkan pada tahun 2022, Khan terkubur oleh kasus-kasus pengadilan yang dia klaim dipicu untuk mencegahnya kembali menjabat setelah kampanye pembangkangan terhadap pemimpin militer Pakistan.
Khan menuduh pihak militer yang kuat, yang menjadi mitra kekuasaannya selama sebagian besar masa jabatannya mengatur penggulingannya melalui konspirasi yang didukung AS.
Ketika Khan pertama kali ditangkap pada Mei tahun lalu, kerusuhan terjadi di seluruh negeri.
Namun kekuatan jalanannya terbunuh oleh tindakan keras militer yang mengakibatkan ribuan pendukungnya ditahan, 100 di antaranya menghadapi pengadilan militer tertutup dan puluhan pemimpin senior dipaksa bersembunyi.