Amerika Serikat Siap Beri Sanksi ke Israel, Netanyahu Pasang Badan: Saya Akan Melawannya

| 22 Apr 2024 17:20
Amerika Serikat Siap Beri Sanksi ke Israel, Netanyahu Pasang Badan: Saya Akan Melawannya
Netanyahu pasang badan soal sanksi AS (Dok: X/Netanyahu)

ERA.id - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa ia akan melawan sanksi yang dijatuhkan pada unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Netanyahu pasang badan dengan menyebut akan membela apapun yang terjadi.

Menurut berita Axios, Amerika Serikat berencana untuk menjatuhkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda Israel, yang beroperasi di Tepi Barat yang diduduki.

"Jika ada yang berpikir mereka bisa menjatuhkan sanksi pada unit IDF (Pasukan Pertahanan Israel), saya akan melawannya dengan seluruh kekuatan saya," kata Netanyahu, dikutip Reuters, Senin (22/4/2024).

Sebelumnya pada Jumat, Amerika Serikat mengumumkan serangkaian sanksi terkait dengan pemukim Israel di Tepi Barat, yang merupakan tanda terbaru meningkatnya rasa frustasi AS terhadap kebijakan Netanyahu.

Washington yang merupakan sekutu utama Israel belum pernah menghentikan bantuan kepada unit IDF sebelumnya.

Militer Israel mengatakan Netzah Yehuda beroperasi sesuai dengan hukum internasional.

“Setelah adanya publikasi mengenai sanksi terhadap batalion tersebut, IDF tidak mengetahui masalah ini,” kata pihak militer.

"IDF bekerja dan akan terus berupaya menyelidiki kejadian yang tidak biasa dengan cara yang praktis dan sesuai dengan hukum," sambungnya.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant meminta AS untuk menarik niatnya untuk memberikan sanksi kepada Netzah Yehuda, dengan mengatakan bahwa dunia sedang mengamati hubungan antara AS dan Israel lebih erat dari sebelumnya.

“Setiap upaya untuk mengkritik seluruh unit akan memberikan bayangan besar pada tindakan IDF. Ini bukanlah jalan yang tepat bagi mitra dan teman," ujar Gallant.

Pada hari Sabtu, Axios mengutip tiga sumber AS yang mengetahui masalah ini yang mengatakan bahwa Blinken diperkirakan akan mengumumkan tindakan terhadap Netzah Yehuda dalam beberapa hari.

Dikatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan atas dugaan pelanggaran di Tepi Barat, termasuk satu insiden di mana seorang pria Palestina-Amerika, Omar Assad yang berusia 80 tahun, meninggal setelah diikat dan disumpal oleh tentara Israel selama penggeledahan di Tepi Barat pada bulan Januari 2022.

Saat itu AS menyerukan “penyelidikan kriminal menyeluruh dan akuntabilitas penuh” dalam kasus ini.

IDF kemudian mengatakan pihaknya menyesali kematian Assad dan komandan Netzah Yehuda akan "ditegur" atas kematian tersebut. Ia menambahkan bahwa dua tentara akan dilarang bertugas di posisi senior selama dua tahun, namun tidak akan dituntut.

Dikatakan bahwa kematian Assad disebabkan oleh kondisi medis yang sudah ada sebelumnya. Keluarga Assad, yang sebagian besar tinggal di AS, mengecam keputusan penutupan kasus tersebut.

Semua dugaan pelanggaran terjadi sebelum serangan Hamas terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 7 Oktober.

Rekomendasi