Restoran di Korea Selatan Boikot Dokter yang Ikut Mogok Kerja, Dapat Ulasan Negatif dari Netizen

| 22 Apr 2024 19:25
Restoran di Korea Selatan Boikot Dokter yang Ikut Mogok Kerja, Dapat Ulasan Negatif dari Netizen
Restoran Korea Selatan boikot dokter yang mogok kerja (Freepik)

ERA.id - Sebuah restoran yang berbasis di Seoul, Korea Selatan memboikot dokter-dokter yang ikut dalam aksi pemogokan kerja. Restoran itu melarang para dokter yang berpartisipasi untuk makan di tempatnya.

Pemilik restoran Italia yang berbasis di Mapo-gu yang juga masuk dalam Panduan Michelin Seoul & Busan 2024 mengatakan mereka akan menolak layanan bagi para dokter yang mogok kerja.

“Untuk saat ini, kami tidak akan melayani mereka yang mengambil bagian dalam mogok medis. Kami akan menanggung kerugian apa pun yang akan terjadi mulai sekarang,” kata restoran tersebut dalam pemberitahuan Instagram-nya, dikutip Korea Herald, Senin (22/4/2024).

Postingan tersebut mendapat lebih dari 600 suka dan sekitar 600 komentar pada hari Senin, banyak di antaranya negatif. Itu juga dibombardir dengan komentar jahat di halaman ulasan Naver, yang sebagian besar telah dihapus oleh layanan filter.

Pada hari Senin, peringkat restoran melalui ulasan Google menandai 2,1 dari lima bintang. Semua ulasan Google yang terdaftar secara publik dibuat dalam 24 jam sebelumnya.

Di halaman pemberitahuan di Naver, mesin pencari terbesar di negara itu, restoran tersebut juga mengecam mogok medis tersebut dan menuduh para dokter "melewatkan tanggung jawab mereka."

Para dokter di Korea Selatan berselisih dengan pemerintah mengenai rencana peningkatan jumlah kuota pendaftaran sekolah kedokteran sebanyak 2.000 orang, yang menyebabkan gangguan dalam layanan medis di seluruh negeri.

Pemerintah mengambil langkah mundur pada pekan lalu dengan mengusulkan universitas milik negara untuk secara sukarela menyesuaikan jumlah kuota yang baru ditingkatkan dalam kisaran 50 hingga 100 persen dari jumlah yang dialokasikan pemerintah, namun kalangan medis tetap teguh.

Im Hyun-taek, presiden terpilih dari Asosiasi Medis Korea, mengatakan kepada media lokal bahwa merupakan posisi resmi KMA "untuk tidak mengizinkan (peningkatan pendaftaran) oleh satu orang."

Kekosongan akibat mogok medis telah mengakibatkan hambatan besar bagi pasien untuk mendapatkan layanan medis, terutama mereka yang membutuhkan perawatan darurat. Selama beberapa bulan terakhir, banyak pasien darurat yang terlambat mendapat perawatan karena kurangnya dokter.

Pekan lalu, seorang wanita berusia 60-an tahun meninggal di Provinsi Gyeongsang Selatan ketika rumah sakit di wilayahnya menolak menerimanya, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki staf medis yang dapat memberikan perawatan yang diperlukan. Ambulansnya menghabiskan waktu berjam-jam di jalan mencari rumah sakit dengan staf medis, sebelum akhirnya kematiannya.

Rekomendasi