ERA.id - Kepolisian Korea Selatan memanggil seorang dokter untuk dimintai keterangan terkait aksi mogok kerja massal yang dilakukan petugas medis junior. Dokter bedah itu membantah telah menghasut petugas medis junior untuk mogok kerja.
Joo Soo-ho dari Asosiasi Medis Korea (KMA) dituduh membantu dan bersekongkol dalam aksi protes serta mogok massal yang dilakukan ribuan dokter di Korea Selatan. Dia muncul di Badan Kepolisian Metropolitan Seoul untuk diinterogasi pada hari Rabu, (6/3/2024).
"Saya datang ke sini dengan mudah karena, secara harfiah, saya tidak menyembunyikan apa pun, atau alasan untuk menyembunyikannya,” kata ahli bedah berusia 65 tahun itu, dikutip AFP.
Joo menegaskan bahwa KMA tidak sama sekali melakukan penghasutan kepada para petugas medis junior. Dia juga menekankan aksi protes para dokter itu bersifat tanpa kekerasan dan mendesak pemerintah untuk tidak keras kepala dan melakukan negosiasi.
"Tuduhan penghasutan tidak dapat dilakukan karena kami tidak pernah menghasut petugas medis junior untuk berhenti secara massal," tegasnya.
Pemeriksaan pada hari Rabu ini adalah penyelidikan polisi pertama terhadap personel medis sehubungan dengan pemogokan yang sedang berlangsung oleh para dokter muda.
Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Kesehatan, meskipun ada peringatan mengenai penangguhan izin, dokter-dokter junior yang mogok belum kembali bekerja dalam skala yang signifikan.
Hingga Senin, hampir 9.000 dokter peserta pelatihan masih melakukan pemogokan, berdasarkan data resmi, jumlah yang tidak berubah secara signifikan selama dua minggu terakhir.
Pemerintah berupaya untuk menerima 2.000 siswa lagi di sekolah kedokteran setiap tahunnya mulai tahun depan untuk mengatasi apa yang disebutnya sebagai salah satu rasio dokter terhadap populasi terendah di antara negara-negara maju.
Penghentian kerja massal telah berdampak buruk pada rumah sakit, sehingga perawatan dan operasi penting dibatalkan, sehingga mendorong pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan kesehatan masyarakat ke tingkat tertinggi.
Sekitar setengah dari operasi yang dijadwalkan di beberapa rumah sakit besar telah dibatalkan sejak minggu lalu, menurut kementerian kesehatan.