ERA.id - Kasus pembunuhan terhadap mantan presiden AS Donald Trump bukan yang pertama kali terjadi di dunia. Sejumlah tokoh penting di dunia bahkan tewas di tangan para pembunuhnya.
Serangkaian pembunuhan terkenal yang mengincar petinggi negara sudah terjadi sejak 1865. Tak sedikit kasus pembunuhan petinggi negara ini membuat sebagian pemerintah di dunia memberikan perlindungan ketat kepada pemimpin negara mereka.
Berikut ini lima kasus pembunuhan petinggi negara yang sempat menghebohkan dunia sebagaimana dilansir Britannica.
1. John F. Kennedy
Pembunuhan pemimpin negara yang sempat menggemparkan dunia ialah John F. Kennedy, presiden Amerika Serikat ke-35. John dibunuh pada 22 November 1963 sekitar pukul 12.30 waktu setempat oleh Lee Harvey Oswald.
Oswald diduga menembak John dengan tiga tembakan dari jendela di lantai enam di sebuah gedung penyimpanan. Saat kejadian penembakan itu, John sedang berada di dalam mobil untuk iring-iringan di Dealey Plaza, Dallas.
Tembakan senapan Oswald itu menjadi catatan sejarah yang disorot oleh dunia. Pada 23 November, Oswald secara resmi didakwa atas pembunuhan Presiden Kennedy, setelah sebelumnya juga membunuh petugas patroli JD. Tippit dengan pistol ketika akan menangkapnya.
Berselang setelah sehari dia didakwa, petugas memindahkan Oswald dari sel penjara ke kantor interogasi. Namun dalam perjalanan, dia ditembak oleh pemilik sebuah klub malam Dallas, Jack Ruby. Ruby dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati atas penembakan itu.
Namun, pada Oktober 1966, pengadilan banding di Texas membatalkan hukuman tersebut. Sayangnya sebelum menghadapi persidangan, Ruby meninggal dunia karena mengalami pembekuan darah akibat kanker pada 3 Januari 1967.
2. Julius Caesar
Mengutip National Geographic, dikenal sebagai seorang diktator Republik Romawi, pembunuhan Julius Caesar juga sempat menghebohkan dunia. Caesar dibunuh oleh sesama politisi yang membentuk kebijakan dan pemerintah Romawi.
Pembunuhan terhadap Caesar dipelopori oleh sedikitnya 60 konspirator yang tidak senang dengan kekuasaan yang dipimpin Caesar. 60 konspirator itu memutuskan untuk membunuh Caesar dengan cara yang sadis, yaitu menikamnya sebanyak 23 kali pada pertemuan Senat.
Selama menjadi pemimpin, Julius Caesar sangat populer di kalangan masyarakat Roma. Dia berhasil memperluas republiknya yang mencakup beberapa wilayah yang saat ini menjadi Spanyol, Prancis, Jerman, Swiss, dan Belgia. Caesar juga dikenal sebagai seorang penulis populer yang menulis tentang perjalanan, teori, dan pandangan politiknya.
Akibat dari pembunuhan orang yang paling populer di Roma itu, sebagian besar masyarakat Romawi membenci para senator. Serangkaian perang saudara pun sempat mewarnai Republik Romawi semenjak kematian Caesar.
Hingga akhirnya, cucu laki-laki dan anak angkat Caesar, Oktavianus, muncul sebagai pemimpin Roma. Dia mengganti namanya menjadi Augustus Caesar. Pemerintahan Augustus menandai berakhirnya Republik Romawi dan dimulainya Kekaisaran Romawi.
3. Mahatma Gandhi
Kematian pemimpin garakan nasionalis India Mohandas Karamchand Gandhi alias Mahatma Gandhi juga menjadi isu yang menggemparkan dunia. Mahatma Gandhi tewas setelah ditembak oleh Nathuram Godse, seorang pemuda Hindu fanatik.
Saksi mata mengatakan bahwa Godse menembak Gandhi sebanyak tiga kali dari jarak dekat ketika orang yang dianggap sebagai bapak negara itu sedang berjalan di taman di kediaman pribadinya. Saat penembakan terjadi, Gandhi disebut sedang mengawal empat wanita dan sedang bercengkrama dengan anggota rumah tangga sebelum melakukan doa.
Namun Godse justru datang dan melepaskan tembakan yang menewaskan Gandhi seketika. Godse pun ditangkap dan mengaku sempat berharap Gandhi baik-baik saja setelah ditembak oleh dirinya.
Mahatma Gandhi sendiri dikenal oleh dunia karena doktrin protes tanpa kekerasan untuk mencapai kemajuan politik dan sosial, khususnya untuk komunitas Muslim dan Hindu di India.
Namun komunitas itu justru menyalahkan Gandhi atas konflik komunal yang muncul. Dia dinilai gagal dan berlaku tidak adil kepada umat Hindu. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan Godse menembak mati Gandhi.
Saat itu, Godse menilai Gandhi memperlakukan umat Islam dengan lebih hormat dibandingkan umat Hindu, misalnya dengan memasukkan Al-Quran ke dalam ajarannya di kuil-kuil Hindu, namun menolak membaca Bhagavad Gita di masjid-masjid.
Godse juga mengkritik apa yang dia anggap sebagai penggunaan kekuasaan yang tidak efektif oleh Gandhi di Kongres Nasional India selama dan setelah pemisahan negara.
4. Franz Ferdinand
Pecahnya Perang Dunia I tak lepas dari pembunuhan pewaris takhta Austria-Hongaria Archduke Franz Ferdinand, dan istrinya Sophie saat kunjungan ke ibu kota Bosnia, Sarajevo. Franz Ferdinand dan istrinya dibunuh oleh perkumpulan rahasia mahasiswa petani revolusioner yang meliputi Gavrilo Principi, Trifko Grabez, dan Nedeljko Cabrinovic.
Perkumpulan itu merencanakan pembunuhan Ferdinand dengan enam bom genggam, empat pistol semi-otomatis, dan kapsul bunuh diri sianida dari anggota Black Hand, sebuah kelompok teroris yang memiliki hubungan dekat dengan tentara Serbia, sebagaimana dikutip History.
Para pelaku pembunuhan menunggu iring-iringan kendaraan Ferdinan di sepanjang Appel Quay, sebuah jalan utama di Sarajevo yang sejajar dengan Sungai Miljacka. Bom pertama yang dilempar oleh Cabrinovic gagal membunuh Ferdinand dan istrinya, namun melukai dua perwira militer serta beberapa orang di sekitar.
Bukannya meninggalkan Sarajevo, Ferdinand justru bersikukuh untuk melanjutkan rangkaian acara yang sudah dijadwalkan. Iring-iringan mobil Ferdinand pun bertemu dengan Principi yang sudah menunggu kehadirannya.
Saat mobil-mobil itu berusaha mundur kembali ke Appel Quay, Princip mengeluarkan pistolnya dan melepaskan dua tembakan ke arah Ferdinand dari jarak dekat, menusuk lehernya dan juga mengenai perut Sophie. Beberapa menit setelahnya, mereka meninggal dunia.
Ketika menghadapi dakwaan, Principi mengaku tidak berniat membunuh Sophie. Dia yang saat itu masih berusia 19 tahun dijatuhi hukuman 20 tahun di dalam penjara. Namun sebelum menyelesaikan masa hukumannya, Principi meninggal akibat terjangkit tuberkulosis pada April 1918.
5. Abraham Lincoln
Pembunuhan terhadap Presiden Amerika Serikat bukan hanya menimpa John F. Kennedy, tetapi juga Abraham Lincoln. Presiden AS ke-16 itu tewas di tangan John Wilkes Booth yang tidak senang dengan pandangan Lincoln soal perbudakan.
Booth yang menganjurkan perbudakan merencanakan penculikan terhadap Lincoln pada tahun 1864. Dia membayar beberapa konspirator untuk membunuh Lincoln tanpa takut risikonya.
Sepanjang musim dingin tahun 1864-1865, Booth memetakan sejumlah alternatif untuk menculik Lincoln, termasuk rencana pembunuhan Menteri Luar Negeri William Seward.
Pada 14 April 1865, Booth bersama para eksekutornya datang ke pertunjukan komedi Our American Cousin di Teater Ford. Sekitar pukul 18.00, Booth masuk ke ruang teater dengan cara merusak pintu luar kotak kepresidenan agar bisa ditutup rapat dari dalam.
Setelah beberapa waktu, Booth menemukan Lincoln dalam kondisi tanpa pengawalan. Tanpa pikir panjang, Booth mengeluarkan pistol dan menembak bagian kepala Lincoln setelah bergulat dengan pengawalnya.
Lincoln dinyatakan meninggal dunia keesokan harinya, sedangkan upaya pembunuhan terhadap Seward gagal. Sebelas hari kemudian, pasukan Federal mengepung sebuah peternakan di Virginia yang diduga menjadi tempat persembunyian Booth.
Saat itu, David Herold, yang juga seorang konspirator ada di gudang persembuyian itu bersama Booth. Booth menolak untuk menyerahkan diri dan ditembak oleh petugas. Dia dibawa ke sebuah teras rumah sebelum akhirnya meninggal dunia.
Kendati demikian, sejauh ini tidak ada bukti yang mendukung rumor terkait kematian Booth. Sebagian lainnya menilai orang yang terbunuh bukanlah pelaku utama.