ERA.id - Rusia menuduh Amerika Serikat ikut campur dalam penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov. Rusia menuduh penangkapan Pavel Durov didalangi oleh Washington.
Ketua Duma Negara Rusia Vyacheslav Volodin tanpa memberikan bukti menuduh Amerika Serikat melalui Prancis menjadi dalang penangkapan CEO Telegram. Penangkapan ini disebut terkait dengan pemilihan presiden AS pada November mendatang.
"Telegram adalah salah satu dari sedikit dan sekaligus platform internet terbesar yang tidak dapat dipengaruhi oleh Amerika Serikat. Menjelang pemilihan presiden AS, penting bagi (Presiden Joe) Biden untuk mengendalikan Telegram," kata Volodin, dikutip Reuters, Selasa (27/8/2024).
Durov, seorang miliarder kelahiran Rusia, ditangkap di Prancis selama akhir pekan sebagai bagian dari penyelidikan atas kejahatan yang terkait dengan gambar pelecehan seksual anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan di platform tersebut.
Pernyataan itu didukung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menegaskan penangkapan Durov tidak terkait dengan keputusan politik.
Pada hari Selasa, seorang juru bicara jaksa penuntut umum mengatakan penahanan Durov telah diperpanjang hingga 48 jam hingga Senin malam.
Telegram dituding menjadi medan perang secara virtual sejak Ukraina dan Rusia berperang. Platform itu menjadi saluran berita dan propaganda terkait perang di seluruh dunia.