ERA.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengenang Hasjim Djalal sebagai salah satu arsitek utama terbentuknya Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) 1982. Menlu Sugiono menilai Hasjim Djalal membawa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati dunia.
“Warisan pemikiran dan perjuangan beliau dalam diplomasi maritim telah membawa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati di dunia dan prinsip-prinsip yang diperjuangkan almarhum telah menjadi fondasi bagi kedaulatan maritim Indonesia yang terus relevan hingga hari ini," kata Menlu Sugiono, dikutip Antara, Senin (13/1/2025).
Menlu yang bertindak sebagai inspektur upacara pada prosesi pemakaman menuturkan bahwa Republik Indonesia kehilangan seorang negarawan yang penuh dedikasi, berintegritas dan memiliki visi yang besar.
Atas nama pemerintah dan pribadi, dirinya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga termasuk kepada anaknya, Dino Patti Djajal yang merupakan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat pada periode 2010-2013.
"Kepada keluarga yang ditinggalkan, khususnya Bapak Dubes Dino Patti Djalal dan seluruh keluarga besar almarhum, kami menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya dan kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia," tuturnya.
Turut hadir di pemakaman, Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas Oegroseno menilai diplomat senior yang menghembuskan nafas pada usia 91 tahun tersebut, sebagai sosok yang sangat teratas yang memberikan masukan dalam berbagai isu kelautan.
"Jadi beliau selalu memberikan kita masukan, arahan bagaimana caranya menghadapi beberapa isu yang ada. Sehingga ada satu masa waktu itu, ya kalau ada yang mau tanya hukum laut, dia bertanya ke Pak Hasjim," kata Wamenlu Havas.
Prof. Dr. Hasyim Djalal lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Februari 1934. Diplomat senior sejak Orde Lama, Orde Baru, hingga masa Reformasi tersebut, menutup usia karena sakit dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Senin (13/1) sore.
Hasjim dikenal sebagai sosok yang mempunyai andil besar dalam proses mewujudkan pengakuan dunia atas RI sebagai suatu negara kepulauan (archipelagic state).
Selain pernah menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk Kanada, dan Dubes LBBP RI untuk Jerman, Hasyim juga merupakan Duta Besar Keliling Indonesia untuk masalah-masalah Hukum Laut dan Kelautan.
Hasjim sering ditunjuk menjadi Utusan Khusus Pemerintah Indonesia ke puluhan negara di dunia mengenai berbagai masalah politik luar negeri, khususnya yang berkaitan dengan masalah Timor-Timur dan Hukum Laut/Kelautan.