ERA.id - Petinggi Kongres AS dari Partai Demokrat mendesak FBI untuk memberi penjelasan soal "kampanye intervensi asing" yang menyasar institusi DPR Amerika Serika tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin (20/7/2020), tercantum bahwa Biro Intelijen AS (FBI) harus memberikan "penjelasan kontra-intelijen" kepada seluruh pembuat kebijakan AS seiring munculnya ancaman keamanan dari pihak asing. Kantor berita DW melaporkan bahwa surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Kongres Nancy Pelosi, petinggi Senat Chuck Schumer dan petinggi komisi intelijen Kongres dan Senat AS dari Partai Demokrat.
"Kami sangat khawatir bahwa Kongres sepertinya menjadi sasaran kampanye intervensi asing terencana yang ingin melayangkan dan memperluas disinformasi, yang bertujuan mempengaruhi aktivitas Kongres, debat publik, dan pemilihan presiden pada bulan November mendatang," kata mereka.
Keempat penandatangan surat tersebut memiliki akses ke data intelijen rahasia. Surat yang dikirimkan ke Kepala FBI Christopher Wray dan bertarikh 13 Juli 2020, tidak menyebut secara spesifik siapa pemerintahan atau aktor asing yang berada di balik kampanye tersebut. Mereka menyebut bahwa "kampanye yang dilakukan sangat serius dan menjurus [ke Kongres]", meski tak memberi keterangan lebih detil.
NEW: The four Democrats in the Gang of Eight are demanding an FBI briefing, following "specific" intelligence about a foriegn intelligence operation aimed at lawmakers and influencing the 2020 election. https://t.co/h92sZhoTBT
— Kyle Cheney (@kyledcheney) July 20, 2020
Namun, surat tersebut juga memuat informasi tambahan (addendum) yang isinya tidak dirilis ke publik.
Pihak FBI sendiri sudah menemukan intervensi Rusia dalam proses pemilihan presiden tahun 2016, di mana Presiden Donald Trump terpilih sebagai pemenang. Pihak lain juga menuduh China dan Iran mencoba mempengaruhi opini publik AS, terutama dengan menyebarkan informasi bohong di media sosial.
Direktor FBI mengaku bahwa China mencoba mempengaruhi opini publik menjelang pemilihan presiden AS tahun ini, namun, ia melihat bahwa pengaruh dari China itu semata-mata "ancaman yang selama ini sudah terjadi" alih-alih suatu upaya yang spesifik terhadap pilpres. "Namun, tentu saja hal itu akan berdampak pada pemilihan presiden, dan tentu mereka condong pada suatu pilihan tertentu."