ERA.id - Mengantisipasi tumpah-ruahnya kerumunan ketika Chili memasuki masa 'new normal', polisi Chili di kota Santiago melatih anjing pelacak untuk mengenali aroma keringat orang yang terinfeksi COVID-19.
Program kepolisian Chili untuk melibatkan anjing pelacak dalam mengurangi persebaran infeksi virus korona diinspirasi oleh sebuah penelitian serupa di Inggris yang menunjukkan hasil memuaskan.
Di ibukota Santiago, seperti diberitakan oleh Reuters, saat ini empat ekor anjing, dari jenis labrador dan golden retriever, menjadi peserta pertama pelatihan anjing pelacak tersebut. Mereka memakai rompi hijau bertuliskan "biodetektor" saat bertugas. Mereka dilatih di pangkalan latihan khusus di kota Carabineros di Santiago, Chili.
Anjing pelacak dikenal mampu mendeteksi narkotika, bahan peledak, dan aroma manusia, namun, mereka dikenal bisa mendeteksi penyakit, seperti malaria, kanker, dan penyakit Parkinson.
Letnan Kolonel Cristian Acevedo Yanze, direktur sekolah pelatihan khusus di Santiago, mengatakan bahwa hewan anjing memiliki 3 juta reseptor olfaktori atau indra penciuman. Jumlah ini 50 kali lebih banyak daripada yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, spesies anjing ini dinilai memiliki potensi besar dalam upaya menekan angka infeksi virus korona.
"Peran polisi adalah memperkuat kemampuan deteksi di masa 'new normal' ini," kata dia. "Konsepnya adalah anjing-anjing ini akan ditempatkan di lokasi-lokasi sibuk seperti sekolah, terminal bus, dan bandara. Mereka mampu mendeteksi orang-orang yang sedang dalam fase awal infeksi COVID-19, menyendirikan orang-orang tersebut, lalu kami bisa melaksanakan tes PCR dan menghindari penularan secara masal."
"Pada intinya, empat anjing pertama ini, dan para pawangnya, akan bekerja untuk menyelamatkan nyawa manusia," kata Letkol Yanez.